EDITORIAL

Kwamki Narama, Jangan Biarkan Damai Ini Pergi, Tuhan….

pngtree vector tick icon png image 1025736
13
×

Kwamki Narama, Jangan Biarkan Damai Ini Pergi, Tuhan….

Share this article
SD Inpres Kwamki Narama


Saya sempat menyambangi kampung atas. Dulu di tempat ini menjadi jebakan maut bagi lawan. “Ko lewat ko putus”. Mengerikan memang. Teringat saat konflik masih menggelora, untuk melewati wilayah Kwamki Narama saja, itu termasuk uji nyali yang paling mematikan. Sekali kau salah melangkah, selesai juga hidupmu.

Tapi kini, ah Kwamki Narama begitu asri. Walaupun kenangan itu masih melekat dalam ingatan, melihat pesona Kwamki Narama perlahan-lahan trauma itu ikut melenyap.

Psk Subsektor Kwamki Narama, Aiptu Bambang mengaku sudah dua tahun ini Kwamki Narama aman sekali. Tidak ada gejolak. Masyarakat begitu tulus dan berempati.

Polisi melakukan pendekatan dari hati ke hati. Konflik tak ada gunanya lagi. Masyarakat Kwamki Narama jangan mudah diadu domba.

Tapi pendekatan itu kadang menemui hambatan. Karena untuk masuk rumah warga, paling tidak asa bahan kontak seperti kopi, gula, rokok, sesuai adat ketimuran kita.

“Saya ada gandeng Pangan Sari dan Sheraton (RPH) supaya ambil hasil kebun masyarakat. Kan keuntungan timbal balik, kalau ambil hasil kebun mereka, masyarakat yang jaga keamanan lingkungan sekitar,” tutur Aiptu Bambang, siang itu.

Bahkan masyarakat Kwamki Narama punya rasa kasih yang tiada tandingnya. Mereka tulus dengan siapa saja, asalkan jujur.
Karena keadaan itulah, maka Pemda Mimika memperlebar ruas jalan dari Mile 32 hingga check point 28.

Sedangkan Roby Omaleng punya rasa yang sama. Ia terharu melihat Kwamki Narama yang begitu damai.

“Mereka hanya jadi alat kepentingan, konflik orang luar tapi dibawah ke sini akhirnya mereka di sini yang jadi korban. Kedepan jangan adalagi  begitu,” ujar Robby dihadapan ratusan anggota KNPI ketika mengikuti apel pembukaan di Lapangan Kwamki Narama.

Tepat pukul 14.00 WIT, saat matahari memancar miring dari sisi kanan bandara Mozes Kilangin, saya memacu sepeda motor pulang. Senandung jangan biarkan damai ini pergi tak lagi terdengar, mungkin tapenya sudah dimatikan pemilik.

Tapi di ujung gerbang keluar, sebelum meninggalkan daerah itu,  hati kecil saya sempat bergumam “Jangan biarkan damai ini pergi, Tuhan”. Semoga. (Stefanus Ambing)

Perlu ada perhatian khusus untuk kepala distrik yang jauh dari kabupaten

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *