Mama Martina Natkime kepada wartawan mengatakan dirinya sedih, susah karena selama sekian bulan di Timika ada puluhan saudaranya meninggal dunia karena sakit.
Sejak berada di Timika, ribuan warga Banti Opitawak cari hidup sendiri. “Timika serba uang, mau kemana harus uang, tapi kalau di Tembagapura mereka tidak perlu uang, ada kebun petatas, keladi, singkong. Kalau lapar rebus atau bakar keladi dan bisa bertahan hidup seharian. Di Timika mereka mau berkebun, tapi tidak punya lahan, kemana-mana serba uang. Tinggal di kos pemilik kos usir, air dimatikan, listrik dimatikan, akhirnya warga harus tinggal bersama dengan saudaranya 3-5 keluarga. Awal saja yang Pemkab bantu, setelah itu masyarakat cari hidup sendiri-sendiri. Saya sedih, menangis karena ada saudara-saudara meninggal karena sakit, ada yang sama sekali kesulitan keuangan. Kasihan mereka tidak berdaya,” terang Martina.(tim)