Ia mengemukakan, hunian hotel hanya sedikit mengalami kenaikan akhir tahun 2020 lalu, namun itu hanya berlangsung beberapa hari saja.
Setelah tahun baru tamu kembali sepi dan kondisinya sama seperti Maret atau April tahun 2020 lalu diawal masa Covid 19.
“Ini karena daya beli masyarakat sangat rendah, dimana orang lebih berhati-hati menggunakan uang untuk kebutuhan mendesak mana yang lebih diprioritas. Pemkab harus buat terobosan. Saya prediksi tiga sampai empat bulan kedepan baru bisa sedikit berubah. Bisa saja nanti PON dan Pesparawi tingkat hunian dan mulai kunjungan restauran mulai naik,” bebernya.
Samuel menyayangkan bantuan subsidi dari pusat tahun 2020 lalu dikembalikan lantaran syarat terlalu ketat.
“Pelaku usaha sudah urus semua syarat dan ijin-ijinnya, tapi juga tidak bisa. Mestinya bantuan dimasa sulit ini jangan terlalu terikat dengan syarat yang sangat ketat karena itu akan mematikan dunia usaha dibidang pelayanan jasa. Pemkab perlu pikirkan itu sehingga pelaku usaha tetap jalan meskipun sulit,” harapnya.
Dikemukakan, awal pandemi lalu tingkat hunian turun hingga nol persen, barulah tiga sampai empat minggu pertama terisi 20-30 persen saja.
Dia mengusulkan ada kebijakan pemkab untuk membebaskan pajak sementara waktu hingga kondisi normal kembali.
“Pemkab pikirkan kondisi usaha yang sudah jalan di daerah ini dan untuk sementara kami harap kurangi pembangunan fisik,” harapnya.(tim)
