BERITA UTAMAMIMIKA

Refleksi Pekabaran Injil : 5 Februari Bukan Sekedar Iman Kristiani, Tapi Juga Tentang Peradaban, Toleransi dan Pantang Menyerah

cropped cnthijau.png
6
×

Refleksi Pekabaran Injil : 5 Februari Bukan Sekedar Iman Kristiani, Tapi Juga Tentang Peradaban, Toleransi dan Pantang Menyerah

Share this article

Mengapa demikian? Jika kita membaca tulisan atau buku sejarah referensi awal Pekabaran Injil di Tanah Papua, ada catatan yang menulis tentang Kapal layar Sumbangan Sultan Tidore untuk Ottouw-Geissler.

Patut diketahui, Kesultanan Tidore saat itu adalah Kerajaan Islam yang berkuasa di Kepulauan Maluku dan sebagian wilayah Papua seperti seperti Raja Ampat, Kaimana dan Fakfak.

ads

Artinya, saat itu Sultan Tidore yang notabene beragama Islam tetap menghargai dan mendukung Missi Ottouw-Geissler dalam menyebarkan ajaran Kristiani di Papua meski secara keyakinan keduanya berbeda.

Bahwa hari ini orang Papua bisa mencapai peradaban dan kemajuan seperti saat ini juga karena kontribusi dari rasa toleransi beragama yang telah berkembang sejak hampir dua abad lalu.

Perjuangan tanpa lelah Ottouw-Geissler dalam upayanya menyebarkan ajaran Kristiani di Tanah Papua yang saat itu masih menjadi “Dunia Penuh Kegelapan” juga patut menjadi teladan kita.

Sikap pantang menyerah atas perjuangan diatas banyaknya keterbatasan yang dimiliki oleh Ottouw-Geissler dalam menyebarkan Injil bukan hanya patut diteladani oleh Umat Nasrani.

Tetapi hal itu juga patut menjadi inspirasi bagi seluruh warga yang berdiam dan tinggal di Papua. *

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *