Anggota DPRP Papua Fraksi NasDem, Fauzun Nihayah selaku Direktur Eksekutif Rumah Aspirasi H. Sulaeman L. Hamzah menyebut, Safari Gemarikan ini bertujuan untuk kembali meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat makan ikan sekaligus mendukung langkah-langkah pemerintah dalam penanganan dampak pandemi Covid-19.
Menurut Fauzun, mengkonsumsi ikan sangat baik bagi kesehatan tubuh khususnya ibu hamil dan anak-anak Papua dalam masa pertumbuhan, karena dapat meningkatkan asupan nutrisi. Dengan gemar makan ikan juga bisa mengurangi angka stunting di Kabupaten Merauke di tengah pandemi Covid.
“Saat ini yang paling penting, tentunya kita sehat. Kondisi di tengah Covid ini gantung masih memprihatinkan kita semua, sehingga kita harus menjaga imunitas tubuh. Satu hal yang sangat luar biasa, yang digagas oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah Gerakan Safari Gemar Ikan.
“Jadi bapa-ibu, ini adalah aspirasi dari Bapak H. Sulaeman Hamzah. Dari sekian yang kami berikan memang sesuai dengan juknis yang diberikan oleh KKP. Safari Gemarikan ini kita berikan prioritas kepada ibu rumah tangga, ibu-ibu hamil, karena kita tahu semua bahwa di Merauke ini juga pandemi Covid sangat memberi dampak yang luar biasa.
“Terkait dengan produk yang kami berikan ini adalah asli binaan kami, kebetulan Pak Sulaeman ini sudah beberapa kali mensupport kegiatan dari KKP misalnya produk bakso ikan dan sebagainya. Produk ini murni dari binaan kami. Kami berharap KKP juga bisa membantu pemasaran dari produk-produk kami yang ada di Merauke. Apa yang kami lakukan ini murni wujud kepedulian dari kami sebagai wakil rakyat, Bapa Sulaeman Hamzah di DPR RI, saya Fauzun Nihayah di DPRP Papua dan Bapa Johan Paulus dan rekan-rekan anggota DPRD Merauke yang hadir di sini,” beber Fauzun Nihayah dalam sambutan di kegiatan Safari Gemarikan itu.
Sementara itu, perwakilan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua menyebut Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) sangat penting untuk masyarakat di Papua. Mengingat, prevalensi angka stunting di semua kabupaten/kota d Provinsi Papua mencapai 24,9 persen. Artinya tingkat prevalensi stunting di Provinsi Papua masih cukup tinggi di atas angka direkomendasikan oleh WHO di Indonesia di bawah 20 persen.
