Posisi pak Yohanis Kemong, beliau sebagai juru bicara bupati, tapi ingat melekat sebagai tokoh intelektual Amungme.
Jadi, urusan menyangkut hak-hak wilayah masyarakat adat, sebagai tokoh intelektual beliau memiliki hak untuk menyuarakan.
Jadi tidak ada perbedaan. Kapan beliau menyampaikan hak-hak dalam pemerintahan maupun hak-hak dalam masyarakat adat.
Itu yang kami klarifikasi saat ini.
Daei fakta ini, kami OKIA ingatkan, stop pakai pola ataupun cara-cara seperti ini, membungkam, ingat baik-baik Lemasa dan Lemasko. Setiap ruang demokrasi disampaikan langsung dilaporkan polisi.
Fungsi Lemasa Lemasko itu apakah memenjarakan orang/masyarakat? Urusan masyarakat saja tidak beres kok, segera evaluasi diri. Siapa aktor dibalik ini? Stop yah dengan cara-cara atau pola-pola seperti ini.
Kalian itu lembaga publik, wajar kalau diperbaiki atau dikoreksi. Itu honai lembaga masyarakat adat. Kalau anak-anakmu salah, panggil kita bicara, kalau salah kita perbaiki kalau benar kita pertahankan.
Apa yang terjadi kalau pernyataan seperti itu kita baku bermusuhan, ingat Lemasa dan Lemasko ada kubu-kubuan yang terjadi. Kalau hari ini tidak terjadi klarifikasi lalu apa kabar di lapangan.
Bicarakan sama-sama di honai, jangan bicara dari jauh baru saling lempar dan bermusuhan, kami sampaikan supaya menjadi koreksi kita bersama sekaligus menjadi pernyataan klarifikasi.(rul)