KKB bersikeras tidak akan membiarkan pesawat mendarat di Beoga, jika mereka tidak diberikan uang yang mereka tuntut.
Negara Kalah dari Teror
Bupati Wandik juga menolak jika ada yang berpendapat bahwa negara kalah karena membayar untuk mengevakuasi korban.
“Negara tidak pernah kalah, ini hanya karena faktor kemanusiaan maka kita penuhi permintaan mereka,” sambungnya.
Bupati Wandik menolak memberitahukan berapa uang yang diberikan kepada KKB.
“Mereka minta cukup besar, kita tidak bisa tawar menawar, kalau tidak dilakukan maka pesawat tidak bisa masuk dan dampaknya luar biasa,” kata dia.
Namun pernyataan Bupati Wandik ini bertolak belakang dengan pernyataan Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai yang menilai negara dianggap kalah jika membayar untuk melepaskan sandera.
Pernyataan ini dikeluarkan Ansyaad saat mengomentari pembebasan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina.
Menurut dia, jika pemerintah membayar tuntutan kelompok teror, hal itu melanggar konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengatur bahwa negara tidak boleh membayar tebusan atau menukar sandera dengan narapidana.
Namun Ansyaad mengatakan, hal seperti ini tak perlu dipersoalkan karena penyelamatan sandera bisa dilakukan dengan berbagai cara dan oleh semua pihak, baik negara, maupun pihak lain.
“Karena to save the life, cara apa pun, berapapun biayanya, ya itu harus ditempuh. Demi menyelamatkan, itu saja,” ujar dia.
Disoroti Komisi I DPR RI
Sebelumnya Anggota Komisi I DPR, Yan P Mandenas mengharapkan aksis teror yang dilakukan kelompok KKB bisa segera diatasi oleh aparat penegak hukum dan bekerja sama dengan TNI dan pemerintah daerah.
“Negara tidak boleh kalah dengan kelompok kriminal. Apalagi bukan hanya aparat penegak hukum yang menjadi korban, bahkan masyarakat serta perekonomian tak bisa berjalan baik di daerah tersebut,” ungkap legislator Partai Gerindra tersebut.