“Mari kita gaungkan dari sini, dari Mapurujaya kita eliminasi malaria seluruh Kabupaten Mimika,” ajak JR.
Menurutnya, kabar menggembirakan kasus malaria tahun 2020 turun namun tingkat ketidakpatuhan minum obat malah naik.
“Kita harus cari langkah strategis seperti membentuk Pokja untuk selalu awasi supaya orang patuh minum obat malaria. Kalau minum obat sampai tuntas maka malaria pasti hilang. Patuh jaga kesehatan, patuh minum obat, dan patuh olahraga biar tubuh sehat,” harapya.
Ia juga memuji Puskesmas Mapurujaya yang dinilainya sangat bagus. “Saya minta warga Mapurujaya berobat di sini. Di sini luar biasa dilengkapi dokter dan tenaga ahli malaria, TB, jadi warga tidak perlu jauh-jauh ke kota Timika,” harapnya.
Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan Reynold Ubra menyatakan Puskesmas Mapurujaya merupakan satu dari 23 puskesmas di Mimika.
Tahun 2019 lalu puskesmas Maupurujaya meraih akreditasi Menkes tingkat madya. Hal ini memberi gambaran jika pelayanan mutu kesehatan di Mimika Timur semakin baik.
Selain akreditasi, demikian Reynold, Puskesmas Mapurujaya juga mempunyai instalasi pembuangan air limbah yang pembuatannya dianggarkan APBD TA 2020 lalu. Dengan adanya pembuangan limbah, berarti pengendalian pencemaran penduduk dapat dikontrol.
Dijelaskan Reynold, ada 105 tenaga di Puskesmas Mapurujaya yang memenuhi unsur 5 jenis, yakni dokter umum, dokter gigi, para medis, penunjang medis, tenaga lab, tenaga kesehatan lingkungan dan tenaga administrasi kesehatan.
Dia mengatakan, dalam pelayanan kesehatan di Mapurujaya, tiga penyedia komponen pokok yakni upaya kesehatan masyarakat melalui promosi kesehatan, pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan kesehatan lingkungan dan pelayanan kesehatan perorangan.