BERITA UTAMAMIMIKA

Sulit Mendapat Layanan PCR, Warga Kecewa, RSUD Mimika Mohon Warga Bersabar

cropped cnthijau.png
18
×

Sulit Mendapat Layanan PCR, Warga Kecewa, RSUD Mimika Mohon Warga Bersabar

Share this article
Warga sedang menunggu tes PCR
Warga sedang menunggu tes PCR

Timika, fajarpapua.com – Warga Timika calon pelaku perjalanan mengaku kecewa dengan pelayanan tes polymerase chain reaction (PCR) di rumah sakit yang ada di Mimika.

Hal ini selain biayanya yang cukup tinggi juga karena sulitnya mendapatkan layanan serta tidak adanya kepastian informasi mengenai tes PCR tersebut.

Klik iklan untuk info lebih lanjut

Bahkan calon pelaku perjalanan yang hendak keluar Timika mengaku kecewa lantaran telah mengantri lama namun kemudian disuruh pulang tanpa adanya penjelasan.

Seperti diketahui sejak ditetapkannya PPKM di Timika, PCR dan sertifikat vaksin menjadi salahsatu syarat bagi pelaku perjalanan baik masuk maupun keluar Kabupaten Mimika.

“Kita paham dan mengikuti peraturan pemerintah yang mengharuskan kita Vaksin dan tes PCR sebelum berangkat keluar kota. Saya mau pulang ke Jakarta dan tiket sudah dibeli sebelum PPKM ditetapkan. Kalau begini, pastinya saya sangat kecewa,karena tiket hangus dan urusan di Jakarta menjadi terbengkalai” ujar seorang Ibu yang enggan disebutkan namanya, Kamis (8/7)

Kepada fajarpapua.com, dia menceritakan bagaimana sulitnya mendapatkan layanan tes PCR sebagai salahsatu syarat perjalanan.

Bahkan ibu ini mengaku telah mendatangi 2 rumah sakit di Timika yaitu RSMM Timika dan RSUD Mimika, namun tetap tidak mendapatkan layanan PCR.

Awalnya pada 6 Juli dirinya ke RSMM Timika tetapi petugas menyampaikan bahwa jadwal PCR hanya sampai jam 12.00 WIT dan dirinya disuruh kembali lebih pagi keesokan harinya.

Namun setibanya di RSMM Timika pada 7 Juli sekitar pukul an 8.00 WIT , petugasnya mengatakan bahwa jadwal PCR sudah berakhir di tanggal 6 Juli kemudian dirinya diarahkan untuk langsung ke RSUD Mimika.

“Tetapi sesampai di RSUD Mimika, saya disuruh untuk datang tanggal 8 Juli. Dan, saat datang pagi di tanggal 8 Juli, petugas di RSUD Mimika mengatakan bahwa jadwal umum telah tutup. Bukan hanya saya saja, tapi banyak orang yang alami dan ikut antri bersama saya. Kita semua kecewa ,” katanya.

Menurutnya, rata-rata warga yang keluar Timika termasuk dirinya punya kepentingan yang harus diselesaikan dan bukan untuk berwisata.

Diungkapkan, akibat sulitnya mendapatkan layanan PCR di Timika, dirinya dirugikan baik materil maupun psikis.

“Bayangkan, akibat sulitnya mendapatkan layanan PCR, tiket pesawat harus hangus,” ujarnya.

Keluhan juga disampaikan oleh seorang warga lainnya bernama Junus yang hendak pulang ke kampungnya di Balikpapan.

Namun setelah tiga hari berturut-turut antri di RSUD Mimika, ia merasa seolah-olah dipersulit dengan alasan petugas sementara pergantian shift, mati lampu, dan jam pelayanan berakhir.

“Kalau kami sudah antri, berarti kami sudah siapkan uang untuk bayar. Kami mau tes PCR, karena mengikuti peraturan pemerintah. Kenapa malah seolah-olah dipersulit?” ungkap Junus dengan nada kesal.

Menanggapi kekecewaan warga, Direktur RSUD Mimika, dr. Anton Pasulu, mengatakan bahwa tes PCR bagi masyarakat pelaku perjalanan sudah diumumkan sebelumnya dan saat ini masih dilayani.

“Tetapi saat ini masih terbatas dikarenakan kami harus mengutamakan pasien guna penegasan diagnosa dan warga kontak erat,” ujarnya.

Layanan untuk warga pelaku perjalanan ujarnya, biasanya dibatasi sampai 90 sampel perhari, akan tetapi bisa dikurangi kalau banyak pasien dan juga kontak erat.

“Sebelumnya kami sudah sampaikan terkait hal itu. Saat inipun masih layani masyarakat umum yang mau melakukan perjalanan,tapi terbatas. Untuk pasien dan kontak erat itu gratis, tapi untuk warga yang mau lakukan perjalanan itu bayar 900 ribu rupiah sesuai ketentuan dari Kemenkes RI” katanya.

dr. Anton mengharapkan agar warga pelaku perjalanan bisa memahami dan menyesuaikan aturannya.

“Kebetulan yang bisa layani PCR umum hanya di RSUD saja. Berhubung saat ini ada peningkatan kasus jadi ya mohon bersabar saja,” imbuhnya. (feb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *