BERITA UTAMA

Forum Kemitraan Multi Stakeholder Bahas Tujuan SDGs Peningkatan Mutu Pendidikan di Mimika

143
×

Forum Kemitraan Multi Stakeholder Bahas Tujuan SDGs Peningkatan Mutu Pendidikan di Mimika

Share this article
45feb1e7 a6a3 4177 93a8 9719dcf649e3
Suasana pertemuan multi stakeholder terkait Tujuan SDGs Peningkatan Mutu Pendidikan di Mimika, Kamis (21/9).

 

Timika, fajarpapua.com – Forum Kemitraan multi stakeholders Kabupaten Mimika lakukan pertemuan bahas tujuan ke empat SDGs yaitu peningkatan mutu pendidikan di Mimika

Pertemuan dengan tema Para-Para SDGs Timika No Komen yang disingkat PaSTi NoKen kali ini diselenggarakan di Hotel Horison Diana Timika, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Kamis (21/9).

Forum PaSTi NoKen yang ketiga ini merupakan kegiatan rutin triwulanan yang sebelumnya SDGs tujuan ke enam yaitu Air Bersih dan Sanitasi untuk Semua pada Maret 2023 lalu dan tujuan ke tiga SDG yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera pada Juni 2023 lalu.

Kegiatan ini merupakan kerja sama Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika dalam hal ini Badan perencanaan pembnagunan daerah (Bappeda);dengan CCPHI, dengan dukungan PT Freeport Indonesia dan PT. United Tractors.

Peningkatan mutu pedidika tersebut sesuai dengan program Kementerian Pendidikan RI yang mencetuskan sistem pendidikan bernama “Merdeka Belajar” yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan di antaranya institusi pendidikan itu sendiri, guru, siswa, keluarga, dunia usaha/industri, serta masyarakat tergabung dalam organisasi penggerak, perusahaan teknologi edukasi, dan lainnya. Keterlibatan multi-stakeholders dalam “Merdeka Belajar” ini diharapkan agar terciptanya pendidikan berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia, tanpa terkecuali.

Dalam penyampaiannya Sekretaris Bappeda Mimika Joseph Manggasa menekankan pada pentingnya forum kemitraan multipihak ini untuk berdiskusi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dituangkan dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Kabupaten Mimika merupakan Kabupaten pertama di Indonesia yang melakukan forum kemitraan multipihak yang dihadiri oleh pihak pemerintah, non-pemerintahan dan pihak swasta.

“Forum ini dijadikan sarana berbagi, berdiskusi dan memainkan peran masing-masing juga mencari solusi untuk mencapai tujuan bersama” tegas Joseph saat memberikan sambutan di awal acara Forum PaSTi NoKen ketiga.

Sementara Bupati yang diwakili oleh Bapak Willem Naa, Asisten II Setda Mimika dalam sambutan pembukaan kegiatan tersebut menyatakan bahwa visi misi Bupati Mimika adalah “Mimika Cerdas, Aman dan Damai”.

Menurutnya pendidikan juga punya pekerjaan rumah tentang bagaimana memberikan fasilitas yang baik bagi guru yang dikirim ke daerah pinggiran. Sehingga forum yang digelar adalah sarana untuk membicarakan beberapa pekerjaan rumah soal pendidikan di Mimika.

“Fakta menunjukan banyak anak dari pinggiran kurang membaca dan menulis, untuk itu perlu meningkatkan kualitas pendidikan dengan mengutamakan kearifan lokal,”tuturnya

Kemudian Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika, Bapak Fransiskus Bokeyau, S.Pd., mengatakan, tujuan utama dalam mencapai pendidikan yang berkelanjutan adalah mewujudkan sumber daya manusia yang Berkarakter, Cerdas, Inovatif, Kreatif, Gotong Royong, dan Mandiri Menuju Generasi 4.0. Di Kabupaten Mimika terdapat 354 sekolah dari tingkat PAUD sampai dengan sekolah menengah tingkat atas umum maupun kejuruan.

Berbagai strategi dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yaitu baik peningkatan infrastruktur dan pengadaan tenaga pengajar yang berkualitas. Perbaikan fasilitas pendidikan juga dilakukan dengan membangun ruang kelas dari TK (17 ruang), SD (94 ruang) dan SMP (48 ruang) di tahun 2022.

Aksesibilitas pendidikan berarti juga menjamin ketersediaan tenaga pengajar baik di daerah pesisir maupun pedalaman dengan memfasilitasi antar jemput ke tempat tugas. Dinas Pendidikan bekerja sama dengan Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Papua dan Balai Guru Penggerak (BGP) dalam memaksimalkan Implementasi Kurikulum Merdeka juga tercapainya peningkatan mutu tenaga pengajar.

“Tidak hanya pengembangan guru tapi membuka peluang untuk mengecam pendidikan dengan memberikan beasiswa untuk Orang Amungme dan Kamoro,”tuturnya.

Selanjutnya Administration Department Head PT United Tractors (UT) Zufar Hilmy Pratyaksa mengatskan sejalan dengan tujuan pendidikan berkelanjutan yang telah disampaikan oleh Dinas Pendidikan bagaimana UT ingin meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) lokal berkontribusi terhadap pencapaian 17 tujuan SDGs.

Pada tahun 2022, UT memperkenalkan Papuan Bright Program pertama kali dengan konsep memberikan pendidikan mekanik selama 11 bulan (tiga bulan pembelajaran di kelas dan delapan bulan praktek) kepada masyarakat lokal sehingga kualitas SDM lokal meningkat.

Di awal pelaksanaanya terdapat 23 peserta yang direkrut dari sekolah kejuruan dan menengah atas umum. Lulusan-lulusan ini telah mendapat pekerjaan di berbagai sektor industri baik di Kabupaten Mimika maupun di luar Kabupaten Mimika.

“Berkat kerja sama yang baik dengan PT. Freeport, 9 siswa telah direkrut oleh PT. Freeport dan lulusan yang lain juga disalurkan di site UT lain. Kami tidak hanya melatih tapi juga memberikan lapangan pekerjaan bagi mereka yang telah dilatih” ujar Zufar.

“Program ini masih berlanjut, untuk tahun 2023 terseleksi 25 siswa dari 425 peserta yang mendaftar untuk masuk pada tahap kedua. Di samping meningkatnya ketersediaan dan kualitas SDM lokal, dampak penting lain yang dirasakan oleh para siswa adalah perubahan pola pikir serta meningkatkan pemahaman terhadap dunia industri, sehingga lulusan dapat siap memasuki dunia usaha,”imbuhnya.

Dari Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) yang dihadiri langsung oleh Direktur Vebian Magal mengangkat isu pembentukan karakter siswa sejak dini dengan pendekatan asrama. YPMAK telah mendampingi beberapa asrama baik di Kabupaten Mimika maupun di luar Kabupaten Mimika. Lebih dari 1.512 anak yang telah masuk dalam asrama. Pendidikan asrama bagi masyarakat lokal menjadi penting untuk pembentukan karakter dan mengubah pola pikir serta perilaku siswa.

“Sistem kekerabatan antar siswa yang berasal dari berbagai latar belakang juga terbangun. Keberagaman yang ada dalam asrama membuat siswa belajar beradaptasi dan mengenal karakter yang berbeda-beda, sehingga terbangun kemampuan komunikasi, toleransi, dan adaptasi. Hal ini adalah salah satu poin penting untuk masuk dalam dunia kerja yang beragam,”ujarnya.

Kepala Yayasan Pendidika Lopon (YPL) Andreas juga menyatakan pentingnya pendidikan dengan mengedepankan budaya lokal. Menurutnya sistem kekerabatan antar siswa yang berasal dari berbagai latar belakang dapat terbangun didalam asrama, membuat siswa belajar beradaptasi dan mengenal karakter yang berbeda-beda sehingga terbangun kemampuan komunikasi, toleransi, dan adaptasi.

“Kita butuhkan pendekatan khas Papua yang biasa dekat dengan alam,” tegas Andreas.

Peran pendidikan mampu meningkatkan daya saing Indonesia dalam mendukung SDGs 2030. Maka dari itu, akses pendidikan bagi masyarakat Indonesia tanpa terkecuali adalah hal yang mutlak dan tidak lupa mengedepankan nilai-nilai lokal. Kolaborasi multi pihak menjadi kunci dalam mengakselerasi peningkatan SDM, khususnya di Kabupaten Mimika.

Forum PaSTi NoKen yang keempat dalam tahun ini akan diselenggarakan pada bulan November mendatang dengan mengangkat isu SDGs #8 yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.(ron)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *