BERITA UTAMAMIMIKA

Tangani Tailing, PTFI Lakukan Estuary Structure Project Libatkan Masyarakat Kamoro dalam Pengelolaan Lingkungan

253
×

Tangani Tailing, PTFI Lakukan Estuary Structure Project Libatkan Masyarakat Kamoro dalam Pengelolaan Lingkungan

Share this article
IMG 20231123 WA0112
Penanaman bibit mangrove di muara Sungai Ajkwa Rabu (22/11) oleh PTFI dan stakeholder terkait.

Sementara mewakili Pemda Mimika Sekretaris Disnakertrans Mimika Santy Sondang dalam sambutannya mengapresiasi program PTFI dalam upaya pengelolaan wilayah pesisir dengan melibatkan masyarakat lokal.

Ia berharap bahwa program pengelolaah wilayah pesisir PTFI ini dapat menjadi raw model atau contoh untuk seluruh komponen baik masyarakat, pemerintah daerah maupun pihak swasta untuk terus bekerja sama dalam upaya melindungi dan mengelola sumber daya pesisir serta sistem ekologisnya secara berkelanjutan

“Saya sangat terkesan atas upaya PTFI dalam melakukan rekayasa teknologi untuk mengelola pengendapan tailing di Muara. Hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan dengan beberapa tantangan yang ada, terutama lokasinya yang berhadapan langsung dengan laut lepas. Saya berharap melalui kegiatan ini lingkungan dapat dikelola dengan baik dan bisa memberikan manfaat bagi masyarakat,”tuturnya.

Profesor Denny Nugroho Sugianto yang merupakan bagian dari tim PTFI dalam menanggulangi masalah tailing mengatakan, dengan adanya pembangunan Estuary Proyek ini merupakan salah satu upaya pengelolaan lingkungan dengan teknologi sederhana.

Menurutnya masyarakat hanya perlu mengambil bambu sebagai sumber daya alam lokal. Jika inovasi yang dikerjakannya dengan PTFI ini akan menjadi solusi yang berkelanjutan. Keberlanjutan itu tadi ada tiga aspek pertama sosial bagaimana kita berinteraksi dengan masyarakat, bagaimana masyarakat meningkatkan aspek ekonomi, dan terakhir lingkungan tumbuhnya ekosistem mangrove baru.

“Egrowin atau estuary sturcture ini merupakan teknologi, kita (timnya) kembangkan bersama, jadi ini sudah berhasil dikembangkan di beberapa daerah di Jawa, kebetulan Kementerian Kelautan juga mengadopsi teknologi bambu ini,”jelasya.

Sementara itu Perwakilan dari kontraktor lima kampung pemilik hak ulayat, Siprianus Oprawiri menyampaikan terimakasih kepada PTFI dan Pemkab Mimika atas dukungannya sehingga melibatkan pihaknya dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup.

“Diharapkan ke depannya dapat terus menjalin kerjasama sehingga bisa memberi manfaat bagi masyarakat ulayat, sehingga masyarakat ulayat bisa mandiri. Kami sampaikan terimakasih karena kami pun diberi kesempatan untuk ikut mengelola lingkungan kami,”ujarnya.

Selain pencanangan program pengelolaan wilayah pesisir di muara Sungai Ajkwa, PTFI juga telah menandatangai nota kesepahaman dengan Direktoral Jendral Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (Dirjen PPKL), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) tentang pemulihan ekosistem mangrove untuk mendukung program Nasional percepatan rehabilitasi mangrove pada tanggal 10 Juni 2023 di Balikpapan. Nota kesepahaman tersebut digunakan sebagai dasar untuk mendukung upaya rehabilitasi ekosistem mangrove seluas 2000 Hektar di Kalimantan dan Kawasan lainnya.

Untuk diketahui Kegiatan pengelolaan lingkungan di Muara Ajkwa dilakukan dengan membangun struktur estuari dengan menggunakan bambu yang disebut E-Groin. E-Groin dibuat dari material bambu yang ditancapkan secara paralel dengan membentuk struktur huruf E. E-Groin merupakan inovasi yang melibatkan beberapa pakar lingkungan dari Universitas Diponegoro, IPB University, Universitas Papua dan Institut Sains dan Teknologi Nasional Jakarta.

Stuktur yang lain adalah Geotube yang menggunakan material berbahan Polypropylene memiliki dimensi panjang 25 meter, lebar 6 meter dan tinggi 1,8 meter. Stuktur Geotube diisi dengan menggunakan material yang ada di sekitarnya dengan kapal keruk. Geotube disusun sedimikian rupa untuk melindungi endapan yang terbentuk dari ombak.

Endapan yang terbentuk di sekitar E-Groin dan Geotube kemudian ditanami dengan mangrove sehingga dapat membentuk hutan mangrove baru yang mempunyai berbagai manfaat baik secara ekologi maupun untuk penyerapan karbon.(ron)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *