BERITA UTAMAPAPUA

Perwira TNI AL Diduga Bunuh Diri di Yahukimo, Temukan Kejanggalan, Keluarga Yakin Korban Tewas Dibunuh

378
×

Perwira TNI AL Diduga Bunuh Diri di Yahukimo, Temukan Kejanggalan, Keluarga Yakin Korban Tewas Dibunuh

Share this article
IMG 20240519 WA0000
Lettu Laut (K) dr Eko Damara (31)

Jakarta, fajarpapua.com- Perwira pertama TNI AL bernama Lettu Laut (K) dr Eko Damara (31) ditemukan tewas di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

Meski pihak TNI AL mengatakan, Lettu Eko Damara diduga bunuh diri, namun pihak keluarga menemukan sejumlah kejanggalan sehingga curiga korban tewas dibunuh.

Untuk diketahui, Lettu Eko Damara ditemukan tewas mengenaskan dengan luka tembak di Poskotis Satgas Mobile, RI-PNG Yonif 7 Marinir, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan pada Sabtu, 27 April 2024 lalu.

Lettu Eko Damara yang berasal dari di Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh, Aceh yang bertugas di Yonkes I Marinir yang diperbantukan di Satgas Mobile RI-PNG Yonif 7 Marinir.

Paman korban Abdul Sattar Siahaan mengatakan, pihak TNI AL menyebut keponakannya tewas bunuh diri menggunakan senjata api yang ditembakkan ke kepalanya lantaran sakit malaria.

“Kita menerima telepon bahwa almarhum Lettu Laut dr Eko Damara itu dinyatakan meninggal, ditemukan di kamar mandi dengan luka tembak di kepala. Kemudian ditanyakan keluarga apa penyebabnya, siapa yang nembak, kata mereka nanti diinformasikan setelah sampai di rumah duka,” kata Abdul, Sabtu (18/5).

Disebutkan jasad Lettu Eko Damara lalu dimandikan dan dikafani hingga kemudian diberangkatkan dari Papua dan tiba di Stabat, Kabupaten Langkat, pada Senin (29/4).

Setelah masa berduka, pada 2 Mei 2024 pihak keluarga yang curiga dengan penyebab kematian Lettu Eko Damara menyurati Presiden RI untuk meminta jasad diautopsi.

Surat tersebut oleh keluarga ditembuskan ke sejumlah pihak, seperti Panglima TNI, KSAL, Puspom TNI, dan Puspom TNI AL.

Namun sejauh ini jasad korban juga belum diautopsi, padahal pihak keluarga berkeinginan mengungkap penyebab pasti kematiannya.

“Ini kan jadi tanda tanya, keluarga curiga, ini ada apa, kenapa seperti ditutup-tutupi. Sampai saat ini kami yakin bahwa almarhum adalah korban pembunuhan. Itulah yang kami minta. Sebelum ada pembuktian, harusnya tidak boleh disimpulkan. Kami sederhana saja, hanya minta diautopsi dan uji balistik untuk mengungkap kematian almarhum,” ucapnya. (red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *