BERITA UTAMAMIMIKA

Sikapi Kerusuhan di Kampung Wakia, Lemasko Imbau Masyarakat Suku Kamoro Menahan Diri

380
×

Sikapi Kerusuhan di Kampung Wakia, Lemasko Imbau Masyarakat Suku Kamoro Menahan Diri

Share this article
IMG 20240904 WA0051
Ketua Lemasko bersama pengurus, tokoh pemuda dan perempuan Kampung Wakia berfoto bersama usai menggelar pertemuan, Rabu (4/9).

Timika, fajarpapua.com – Menyikapi kerusuhan yang terjadi di Kampung Wakia, Distrik Mimika Barat Tengah, Lembaga musyawarah Adat Suku Kamoro (Lemasko) mengimbau kepada seluruh masyarakat Kamoro untuk menahan diri dan tidak melakukan tindakan yang melawan hukum.

Ketua Lemasko Gergorius Okoare usai menggelar rapat koordinasi bersama para pengurus Lembaga dan Tokoh Kamoro Rabu (4/9) mengatakan, pihakya mengimbau warga Suku Kamoro tidak terpancing dengan situasi, karena sebentar lagi akan memasuki agenda pesta demokrasi.

“Kepada masyarakat Suku Besar Kamoro dari Nakai sampai Waripi, saya mengimbau menahan diri begitu juga para tokoh-tokoh intelektual, pemuda dan lainnya, kepala-kepala suku mari kita sama-sama jaga keamanan,” katanya.

Menurut Gery sapaan akrab Gergorius Okoare kejadian tersebut murni dilakukan oleh oknum-oknum yang ingin merebut sumberdaya alam yang ada di Kampung Wakia, bukan karena masalah tapal batas. Pasalnya kesepakatan tapal batas antara Kabupaten Mimika dan Kabupaten tetangga sudah ada.

“Itu sekelompok orang yang turun ke wilayah Mimika untuk cari sesuap nasi, awalnya dulu ada perusahaan kayu dan ketemu kepala suku kita saksi hidupnya masih ada. Tapal batas Mimika sudah jelas mulai jaman Kabupaten Fakfak bahkan mulai dari jaman Belanda silahkan buka dipeta dan sudah jelas batas-batasnya,”jelasnya.

Terkait terjadinya masalah tersebut Gery meminta kepada para Bupati dari tiga Kabupaten bersama Forkopimda segera duduk bersama untuk membahas tapal batas wilayah untuk lebih mempertegas kembali wilayahnya masing-masing.

“Para Bupati dan Forkopimda cepat lakukan pertemuan dengan menghadirkan Gubernur untuk mempertegas wilayah masing-masing tidak boleh diam,”tuturnya.

Gery mengungkapkan, aparat keamanan agar mendirikan pos-pos keamanan di wilayah tersebut agar tidak terjadi kejadian kerusuhan kembali.

“Aparat keamanan harus tempatkan personil saya minya Pak Kapolda dan Pak Pangdam agar tidak terjadi lagi masalah seperti kemarin,”ungkapnya.

Sementara Wakil Ketua II Lemasko Marianus Maknaipeku mendesak kepada aparat keamanan untuk menindak oknum-oknum dan provokator-provokator karena telah melakukan gangguan Kamtibmas sehingga mengganggu tahapan pesta demokrasi yang sementara berjalan. Selain itu meminta Kapolres dari tiga Kabupaten tersebut melakukan koordinasi untuk menjaga Kamtibmas masing-masing.

“Kami Lembaga minta kepada Kapolda, Pangdam, Kapolres Mimika, Kapolres Deiyai, Kapolres Dogiyai untuk usut gangguan Kamtibmas yang sudah terjadi kemarin hingga masyarakat Wakia mengungsi, ini negara hukum tidak bisa seenaknya melakukan gangguan Kamtibmas yang melanggar hukum,”tegasnya.

Menurutnya oknum-oknum tersebut merupakan biang kerok dari terjadinya masalah tersebut dan harus dilakukan penegakan hukum.

“Para pelaku yang membakar rumah-rumah segera ditangkap. Jika tidak ditangkap mereka akan terus melakukan gangguan Kamtibmas,”ungkapnya.

Marianus meminta kepada seluruh pihak untuk tidak melakukan gerakan-gerakan yang mengganggu Kamtibmas karena sedang berjalan tahapan pesta demokrasi.

“Tidak boleh buat gerakan tambahan semua harus tenang dan serahkan semua kepada pihak keamanan untuk penegakan hukumnya,”ujarnya.(ron)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *