Senada dengan Gesang, Prof. Denny menambahkan melalui carbon sequestration, ekosistem mangrove mampu menyerap dan menyimpan karbondioksida dari atmosfer dalam jangka waktu yang lama.
“Upaya mempercepat restorasi mangrove perlu dilakukan melalui pendekatan infrastruktur hard structure, yang akan membantu proses sedimentasi, dan pada akhirnya membantu proses revegetasi mangrove di kawasan tersebut. Keberadaan hutan mangrove berkontribusi terhadap pengendalian perubahan iklim global,” tuturnya.
Wakil Rektor IV UNDIP bidang Riset, Inovasi dan Kerjasama Wijayanto dalam sambutannya menyampaikan melalui seminar nasional ini, dapat memberikan edukasi dan pemahaman kepada mahasiswa serta masyarakat terkait pentingnya peran hutan mangrove secara ekologi dan ekonomi.
“Mengingat nilai penting ekosistem mangrove baik secara fisik, ekologi maupun ekonomi, penggunaan vegetasi sangat diutamakan dalam rehabilitasi ekologi mangrove,”tuturnya
Menurut Dr. Rudhi, selama ini banyak kegiatan rehabilitasi mangrove yang gagal atau kurang berhasil karena pada saat pelaksanaannya tidak mengacu pada permasalahan dasar yang menyebabkan degradasi mangrove tersebut.
“Perlu dilakukan kajian terhadap faktor-faktor yang mendasari degradasi mangrove sebelum dilakukan upaya rehabilitasi,” ungkapnya.
Saat bersamaan turut digelar peluncuran buku berjudul Mangrove di Mimika, yang merupakan terbitan buku ke-11 dari serial buku Biodiversity di Mimika. Buku setebal 163 halaman ini mendeskripsikan tentang jenis-jenis mangrove di wilayah operasi PTFI. Keberadaan buku mangrove ini diharapkan dapat memperkaya referensi literasi kekayaan mangrove di Indonesia, khususnya dari Papua.(ron)