Timika, fajarpapua.com- PT Honay Ajkwa Lorentz maupun PT Tambang Mineral Papua, pada Sabtu (18/1) besok rencananya akan menggelar ground breaking pembangunan pabrik semen dan keramik.
Berdasar informasi yang diperoleh fajarpapua.com, pada Kamis (16/1) menyebutkan peletakan batu pertama pembangunan pabrik yang akan memanfaatkan tailing PT Freeport Indonesia tersebut akan digelar disekitar Kompleks Kali Waga-waga, Jalan Mayon Timika, Distrik Kuala Kencana.
Berdasar penelusuran fajarpapua.com juga diketahui, persiapan ground breaking pembangunan pabrik telah dilakukan dengan matang serta melibatkan perusahaan vendor lokal.
Sementara seluruh tim yang terlibat dalam kegiatan peresmian termasuk direksi kedua perusahaan diinapkan disalahsatu hotel yang terletak di Jalan Hasanudin Timika.
Freeport Bantah Kerjasama
PT Freeport Indonesia membantah kabar menjalin kerjasama pengelolaan tailing dengan PT Honay Ajkwa Lorentz maupun PT Tambang Mineral Papua sebagai bahan baku pabrik semen dan keramik yang akan dibangun di Kabupaten Mimika.
Menurut SVP Vice President Sustainable Development PTFI, Nathan Kum dalam pernyataannya menegaskan sejauh ini, belum ada komunikasi maupun diskusi formal dengan perusahaan semen dan keramik itu, terkait pemanfaatan tailing.
“Kami tidak ada pembahasan, atau kerja sama apapun dengan PT Honay Ajkwa Lorentz maupun PT Tambang Mineral Papua terkait pemanfaatan tailing untuk kebutuhan pabrik semen dan keramik,” kata Nathan, Kamis (16/1).
Freeport lanjutnya selalu berkomitmen untuk menjalankan prinsip-prinsip keberlanjutan, setiap kerja sama membutuhkan kajian teknis, ekonomi dan lingkungan yang mendalam sebelum diwujudkan.
“PTFI memiliki standar dan proses yang harus diikuti dalam setiap kerja sama yang melibatkan pengelola sumber daya, termasuk tailing, ” ujar Nathan.
Dijelaskan pemanfaatan tailing oleh Freeport, telah sesuai regulasi dan posesnya melibatkan sejumlah teknologi untuk memastikan dampak terhadap lingkungan dapat diminimalkan.
“Kami telah menetapkan pengelolaan tailing yang sesuai dengan standar nasional dan internasional, semua rencana baru tentu memerlukan evaluasi mendalam, ” kata Nathan.
Namun ia menambahkan, Freeport tetap membuka peluang kerja sama dengan pihak manapun selama sesuai dengan regulasi, prinsip berkelanjutan dan memiliki manfaat nyata bagi masyarakat serta lingkungan sekitar.
“Jika ada proposal yang konkret dan sesuai dengan standar kami, tentu hal tersebut akan dipertimbangkan dengan cermat oleh PTFI,” ujarnya.
Dengan pernyataan tegas dari Freeport ini tentu menimbulkan tanda tanya terkait kelanjutan pembangunan pabrik semen dan keramik oleh PT Honay Ajkwa Lorentz maupun PT Tambang Mineral Papua.
Hal ini karena sejak awal kedua perusahaan yang mengklaim akan menanamkan investasi hingga Rp 3,1 triliun itu akan memanfaatkan tailing sebagai bahan baku untuk pabrik semen dan keramik milik mereka. (mas)