Jayapura, fajarpapua.com- Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Jayapura, Hernawan Priyastomo menyatakan pemanfaatan layanan kesehatan bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Papua terus mengalami peningkatan.
“Kami melihat ada peningkatan signifikan dalam pemanfaatan layanan kesehatan bagi peserta JKN. Jumlah kunjungan pasien di Puskemas dan rumah sakit meningkat dari 82 persen menjadi 96 persen sepanjang tahun 2024,”kata Kepala BPJS Kesehatan Cabang Jayapura, Hernawan Priyastomo, Kamis (6/2).
Ia mengatakan, pihaknya melihat pasien sudah benar-benar memanfaatkan JKN untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan lanjutan. Ini menunjukkan bahwa program JKN semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
BPJS Kesehatan terus mendorong pemanfaatan aplikasi Mobile JKN agar peserta lebih mudah mengakses layanan kesehatan. “Mobile JKN diharapkan dapat membantu masyarakat dalam proses pendaftaran dan mempercepat layanan di fasilitas kesehatan,”ujarnya.
Dikatakan dia, bagi warga peserta bisa memanfaatkan Mobile JKN untuk menghindari antrean panjang dan mempercepat administrasi layanan kesehatan. Namun, masih banyak masyarakat yang belum familiar dengan fitur ini,”paparnya.
Hermawan menambahkan, guna meningkatkan pelayanan JKN ini, pihaknya juga belum lama ini telah menggelar Forum Komunikasi Pemangku Kepentingan bersama Pemerintah Kabupaten Jayapura untuk mengevaluasi pelaksanaan Program JKN sepanjang tahun 2024.
Forum ini bertujuan untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten Jayapura.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Edward Sihotang mengungkapkan, dalam pelayanan kesehatan antrean panjang masih menjadi kendala utama bagi Puskesmas maupun rumah sakit. Karena masyarakat hanya 3 persen peserta yang telah menggunakan fitur antrean online di aplikasi Mobile JKN.
Oleh karena itu, Dinas Kesehatan terus melakukan sosialisasi agar lebih banyak masyarakat menggunakan antrean online. Tools ini sebenarnya sangat membantu dalam mengurangi kepadatan di fasilitas kesehatan.
“Antrean tingkat rujukan pasien ke rumah sakit masih cukup tinggi, mencapai 6,8 persen. Untuk mengatasi hal ini, kami berencana meningkatkan kapasitas Unit Gawat Darurat (UGD) di Puskesmas agar masyarakat tidak perlu langsung ke rumah sakit.(hsb).