Timika, fajarpapua.com – Kampung Nawaripi, yang dikenal dengan suasana aman dan tentram, baru-baru ini menyelenggarakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat kampung.
Kegiatan ini dipimpin Kepala Kampung Nawaripi, Norman Ditubun, yang menyampaikan berbagai usulan dan program dari masyarakat untuk pembangunan kampung. Salah satu topik utama yang dibahas adalah pemanfaatan lahan tidur seluas 500 hektar lebih yang telah dibebaskan oleh masyarakat setempat.
“Lahan tidur ini rencananya akan dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, terutama untuk mendukung program swasembada pangan,” ujar Norman, Kamis (6/2).
Lahan tersebut terletak di pinggir jalan dan diharapkan dapat menjadi sumber penghidupan bagi warga Nawaripi. Meskipun masih membutuhkan pembangunan jalan untuk mengakses lahan tersebut, dirinya optimis bahwa lahan ini dapat segera dimanfaatkan untuk bercocok tanam sambil menunggu infrastruktur jalan yang lebih baik.
Selain itu, usulan dari ketua-ketua RT juga menjadi sorotan dalam Musrenbang kali ini. Beberapa waktu lalu, Musrenbang tingkat dusun telah dilaksanakan, dan seluruh RT yang tergabung dalam satu dusun sepakat untuk mengusulkan program berulang senilai Rp30 juta per RT. Program ini sebelumnya telah dilaksanakan pada tahun 2024, namun tidak masuk dalam program tahun 2025. Kini, masyarakat kembali meminta agar program tersebut dijalankan lagi untuk mendukung pembangunan di tingkat RT.
“Kami memiliki 20 RT di Kampung Nawaripi. Jika setiap RT mendapatkan Rp30 juta, total anggaran yang dibutuhkan adalah Rp600 juta. Meskipun anggaran terbatas, kami berusaha memenuhi permintaan ini dengan memprioritaskan program-program yang paling dibutuhkan,” jelasnya
Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa masih ada sisa anggaran sekitar Rp700 juta yang dapat dialokasikan untuk program lain, termasuk pembangunan kolam dan kegiatan peternakan serta pertanian.
Dalam Musrenbang ini, terlihat bahwa masyarakat Nawaripi semakin sadar akan pentingnya pengelolaan dana desa dan partisipasi aktif dalam pembangunan.
Ia berharap, ke depannya, semangat ini dapat terus terjaga sehingga pembangunan di Kampung Nawaripi dapat berjalan lebih baik lagi.
“Kami juga akan memulai penjualan tiket lokasi wisata kami mulai 9 Februari nanti. Ini adalah bagian dari upaya kami untuk meningkatkan pendapatan kampung dan mendukung pembangunan infrastruktur,” tambahnya.
Koordinasi dengan dinas terkait telah dilakukan, termasuk dalam hal penentuan retribusi dan pembagian hasil dari lokasi wisata tersebut.
Dengan semangat gotong royong dan partisipasi aktif masyarakat, Kampung Nawaripi berharap dapat terus berkembang dan menjadi contoh bagi kampung-kampung lain di sekitarnya. Musrenbang kali ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara pemerintah kampung dan masyarakat dapat menghasilkan program-program yang bermanfaat bagi kemajuan bersama. (moa)