Jayapura, fajarpapua.com – Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Rudi Puruwito mengungkapkan serangan terhadap tenaga pendidik dan tenaga kesehatan (nakes) oleh kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Kampung Anggruk, Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, terjadi pada Jumat (21/3) sekitar pukul 16.00 WIT.
Kelompok bersenjata tersebut tiba-tiba mendatangi rumah para guru di SDN Anggruk, tempat lima orang guru sedang memasak.
“Mereka langsung berteriak, ‘kalian enak-enak tinggal di sini,’ lalu menyerang menggunakan senjata tajam. Beberapa orang juga membawa senjata lain,” ujar Pangdam setelah menjenguk para korban di Rumah Sakit Marthen Indey, Jayapura, Senin (24/3/2025).
Sebanyak 11 orang dari kelompok OPM masuk ke rumah guru, sementara lebih banyak orang berjaga di luar. Setelah menyerang para guru, mereka membakar dua unit rumah dengan harapan semua korban tewas.
Namun, kelima guru serta tenaga kesehatan berhasil melarikan diri dan bersembunyi di rumah penduduk yang membantu mereka.
“Setelah membakar rumah, mereka juga merusak kaca sekolah dan berencana membakar SDN Anggruk, tetapi akhirnya melarikan diri,” tambah Pangdam.
Selain itu, kelompok ini merusak alat komunikasi SSB dan satelit yang baru dipasang di rumah guru sebulan sebelumnya, sehingga menyebabkan kesulitan komunikasi di lokasi kejadian.
Setelah kejadian, para pelaku mengancam warga agar tidak menolong para korban. Akibatnya, banyak penduduk meninggalkan Distrik Anggruk dan Kampung Yaholikma, mengungsi ke desa terdekat atau ke hutan untuk menyelamatkan diri.
Sementara ada 12 orang yang tersisa di Kampung Yaholikma terdiri dari para korban, pendeta, bidan, dan tokoh masyarakat. Korban luka-luka sempat dirawat di Puskesmas Anggruk, sebelum akhirnya dievakuasi oleh Satgas Rajawali ke Jayapura pada Minggu (23/3).
Pangdam menegaskan informasi awal yang menyebutkan 6 orang meninggal dunia adalah kesalahan akibat keterbatasan komunikasi.
“Ketika tim caraka melihat rumah sudah terbakar dari kejauhan, mereka mengira semua korban meninggal. Setelah tim tiba di lokasi, diketahui bahwa korban tewas hanya satu orang, yaitu Rosalia (33) asal NTT,” jelasnya.
Total korban berjumlah 7 orang, terdiri dari:
1 orang meninggal dunia (Rosalia, 33, NTT)
3 orang luka berat (semuanya dari NTT)
3 orang luka ringan (dua dari NTT, satu dari Sorong)
Dari jumlah tersebut, 6 orang adalah guru, dan 1 orang tenaga kesehatan.
Saat ini, jenazah Rosalia masih menunggu keputusan keluarga dan pemerintah daerah Yahukimo untuk pemulangan ke kampung halaman. Sementara korban luka masih dirawat di RS Marthen Indey, Jayapura hingga pulih.
Pangdam menyatakan akan berkoordinasi dengan Pemkab Yahukimo terkait keberlanjutan tugas para guru honorer di Kampung Anggruk serta berkomunikasi dengan Gubernur NTT untuk langkah lebih lanjut.(hsb)