Timika, fajarpapua.com– Keprihatinan terhadap kondisi kebersihan laut terutama sampah plastik di wilayah pesisir Pomako, Kabupaten Mimika, kian meningkat.
Warga setempat menyuarakan kekhawatiran mereka atas meningkatnya jumlah sampah, terutama saat air pasang, yang mencemari laut dan mengancam ekosistem perairan.
“Laut adalah sumber kehidupan bagi manusia dan planet Bumi, jadi harus kita jaga bersama,” ujar seorang warga Pomako, Mike Warawarin yang prihatin melihat kondisi terkini.
Menurutnya, ketika air laut naik, pemandangan yang tampak bukan lagi sekadar lautan, melainkan tumpukan sampah yang mengapung.
“Kita ini sebenarnya mancing ikan atau mancing sampah?” ungkapnya dengan nada kecewa.
Ia pun mengimbau kepada para pemilik kios yang berada di pinggiran laut Pomako agar lebih peduli terhadap lingkungan sekitar.
“Sebaiknya sampah tidak dibuang ke laut. Kalau bisa, sampah dibakar atau dikelola dengan baik, agar tidak mencemari laut dan merugikan kita semua,” ucapnya.
Imbauan serupa juga ditujukan kepada para nelayan, khususnya nelayan non-lokal yang turut mencari ikan di perairan Mimika.
“Dulu, kami memancing di sungai dan laut ini dalam keadaan bersih. Tapi sekarang, kondisinya sudah sangat berbeda,” katanya.
Meski begitu, ia menegaskan bahwa pernyataan tersebut bukan untuk menyalahkan pihak manapun, melainkan sebagai ajakan untuk kembali peduli terhadap alam.
Ia juga mendesak agar Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika melalui dinas terkait bisa mengambil langkah nyata dalam menangani persoalan sampah di laut.
“Kalau di kota bisa dikelola sampahnya, mengapa di laut dan sungai tidak bisa? Harus ada perhatian yang sama,” tambahnya.
Menurutnya laut dan hutan mangrove merupakan sumber penghidupan utama bagi masyarakat adat Mimika, khususnya Suku Kamoro.
Jika wilayah ini tercemar, bukan hanya lingkungan yang rusak, tetapi juga kehidupan masyarakat yang bergantung pada hasil laut dan ekosistem pesisir akan terganggu.(red)