Timika, fajarpapua.com – Wakil Ketua DPD RI, Yorrys Raweyai, memberikan apresiasi tinggi terhadap program pendidikan berbasis asrama yang dijalankan oleh PT Freeport Indonesia melalui Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) di Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP), Kabupaten Mimika.
Menurut Yorrys, pola pendidikan ini merupakan salah satu yang paling efektif di Indonesia, khususnya dalam menjangkau anak-anak dari Suku Amungme, Kamoro, serta lima suku kekerabatan lainnya.
“Program ini tidak hanya memberikan akses pendidikan berkualitas, tetapi juga membangun karakter, kedisiplinan, dan kebersamaan kolektif sejak dini,” ujar Yorrys saat meninjau langsung SATP pada Jumat (11/4).
Metode pembelajaran di SATP dinilai unggul karena menggabungkan kurikulum akademik dengan penanaman nilai-nilai kebangsaan.
Hasilnya, banyak alumni SATP berhasil melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan menunjukkan prestasi yang membanggakan.
“Pada tahun 2022, tercatat sebanyak 1.155 anak dibiayai oleh YPMAK melalui program ini. Ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara swasta, pemerintah, dan masyarakat bisa memberikan dampak positif yang luar biasa,” tambahnya.
Yorrys menilai, SATP bisa menjadi role model pendidikan asrama nasional, khususnya untuk wilayah pedalaman yang menghadapi tantangan geografis dan sosial.
Ia juga menyampaikan bahwa PT Freeport Indonesia bersama YPMAK terus bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Papua Tengah dalam memperluas akses pendidikan dan layanan kesehatan.
“Kami turut mendorong pelaksanaan program makan bergizi gratis sebagai bagian dari investasi untuk menciptakan generasi muda Papua yang sehat dan cerdas,” ujarnya.
Pemerintah Provinsi Papua Tengah sendiri berencana menggratiskan layanan pendidikan dan kesehatan mulai tahun 2026.
Meski tantangan masih besar, Yorrys tetap optimis bahwa sinergi lintas sektor akan membawa kemajuan signifikan di Papua.
“Kuncinya adalah kolaborasi. Jika semua elemen bergerak bersama, saya yakin Papua akan semakin maju,” tegasnya.
Program SATP yang didukung oleh YPMAK dan Freeport diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain di Indonesia dalam mengembangkan pendidikan berbasis asrama, terutama di wilayah terpencil yang memerlukan pendekatan khusus (moa)