BERITA UTAMAPAPUA

AirNav Indonesia Luncurkan Sistem Pemanduan Pesawat Udara Terbaru di Papua

135
×

AirNav Indonesia Luncurkan Sistem Pemanduan Pesawat Udara Terbaru di Papua

Share this article
IMG 20250515 WA0049
Petugas Airnav saat melakukan pemanduan pesawat

Jayapura, fajarpapua.com – Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia resmi meluncurkan sistem pelayanan pemanduan pesawat udara terbaru untuk meningkatkan kualitas layanan di ruang udara Papua, Kamis (15/5).

Langkah ini diyakini akan berdampak signifikan terhadap peningkatan layanan pemanduan pesawat di wilayah tersebut.

Direktur Operasi AirNav Indonesia, Setio Anggoro, menyatakan peningkatan pelayanan ini bertujuan untuk menciptakan ruang udara nasional yang terintegrasi, dengan menerapkan sistem berbasis surveillance yang didukung oleh teknologi canggih.

“Dampak yang ingin kita capai adalah meningkatnya kualitas keselamatan, kapasitas, dan efisiensi layanan penerbangan. Khususnya di ruang udara Biak, Sorong, dan Timika, yang kini dikelola secara terpusat oleh Jayapura APP,” jelas Setio Anggoro.

Acara bertajuk “Peresmian Peningkatan Pelayanan Surveillance Wilayah Papua – Fase I” tersebut digelar di Kantor AirNav Indonesia Cabang Sentani, Jayapura. Hadir pula Bupati Jayapura Yunus Wonda, Direktur Navigasi Penerbangan Kementerian Perhubungan Syamsu Rizal, pejabat Otoritas Bandar Udara Wilayah IX dan X Papua, serta Komandan Pangkalan Udara TNI AU Silas Papare, Marsekal Madya TNI Mokh Mukhson.

Setio Anggoro menjelaskan program ini merupakan bagian dari implementasi Roadmap Operasi 2022–2026, yang sejalan dengan Rencana Investasi Jangka Panjang (RIJP) AirNav Indonesia dan mendukung Global Air Navigation Plan (GANP) dari ICAO.

“Salah satu inisiatif utama dalam RIJP adalah Peningkatan Pelayanan Surveillance pada ruang udara lapis bawah (lower airspace). Ini adalah bentuk komitmen kami untuk menghadirkan layanan navigasi penerbangan yang andal dan memenuhi standar keselamatan penerbangan,” ujar Setio.

Setio memaparkan lima dampak utama dari penerapan sistem berbasis surveillance tersebut:

Peningkatan Akurasi Pemanduan: Sistem surveillance memungkinkan pengawasan posisi pesawat secara real-time melalui radar atau ADS-B, sehingga meningkatkan akurasi dan keselamatan penerbangan.

Efisiensi Pengelolaan Lalu Lintas Udara: Data real-time memudahkan Air Traffic Controller (ATC) dalam mengelola pergerakan pesawat secara lebih dinamis.

Penghematan Waktu dan Biaya Operasional: Pengurangan waktu tunggu dan manuver holding memungkinkan maskapai menghemat bahan bakar dan biaya operasional.

Respons Darurat Lebih Cepat: ATC dapat segera mengambil tindakan mitigasi atau pencegahan berdasarkan data posisi pesawat yang akurat.

Optimalisasi Kapasitas Ruang Udara: Pelayanan berbasis surveillance memungkinkan penerapan jarak antar pesawat berbasis jarak (5 NM atau 2–3 menit) yang lebih efisien daripada metode non-surveillance.

Peralihan layanan penerbangan di Papua dari pendekatan non-surveillance ke surveillance dinilai sebagai langkah strategis untuk mengoptimalkan ruang udara nasional, terutama di wilayah timur Indonesia yang memiliki peran penting dalam konektivitas nasional.

“Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan kapabilitas operasional kami, tetapi juga menjadi bentuk nyata komitmen AirNav Indonesia dalam mendukung pengembangan ekonomi dan pariwisata di Papua,” tutup Setio Anggoro. (hsb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *