Timika, fajarpapua.com – Usai pentahbisan Uskup Keuskupan Timika, Mgr. Bernadus Bofitwos Baru, O.S.A, di Kota Timika pada Rabu (13/5), Kerukunan Keluarga Besar Sorong Raya di Timika sukses menggelar doa bersama dan syukuran di Gedung Graha Eme Neme Yauware (ENY) pada Rabu malam (14/5).
Hadir dalam acara syukuran tersebut Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu, S.Sos., Bupati Maybrat, Karel Murafer, S.H., M.H., Sekretaris Daerah Maybrat, Agustinus Taa, serta sejumlah anggota DPRD Kabupaten Maybrat.
Panitia Perayaan Pentahbisan Uskup Timika, Dr. Petrus Yumte dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh tokoh gereja dan masyarakat Kabupaten Maybrat yang hadir dan ikut mengantarkan anak atau orang tua mereka untuk diserahkan secara adat kepada Gereja Katolik, Keuskupan Timika.
“Saya atas nama seluruh keluarga besar Sorong Raya serta Ayamaru, Aifat, dan Atinyo mengucapkan terima kasih banyak kepada keluarga besar A3 dari berbagai denominasi gereja yang turut berpartisipasi dalam persiapan hingga acara pentahbisan ini berjalan sukses,” ungkap Yumte.
Dalam sambutan terpisah, Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu menitipkan pesan kepada seluruh masyarakat Maybrat khususnya, dan Papua Barat Daya umumnya, yang berada di Timika. Ia mengingatkan pentingnya menjaga sikap dan perilaku karena Uskup baru merupakan putra terbaik asal Maybrat.
“Tongkat gembala Uskup bukan hanya untuk membina umat Katolik, tapi juga menjadi simbol pembinaan seluruh lapisan masyarakat dalam keberagaman di Mimika,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan peran tokoh-tokoh awal asal Maybrat yang datang membuka jalan di Mimika. “Sekarang giliran generasi baru untuk menjaga, merawat, dan melanjutkan pembangunan di kabupaten ini,” tambahnya dengan gaya tutur bernuansa budaya.
Acara syukuran tersebut dipadati undangan hingga kursi di dalam gedung penuh bahkan menjalar ke halaman luar. Pada kesempatan itu, mantan Rektor Universitas Cenderawasih Papua (2005–2011), Prof. Dr. Baltsazar Kambuaya, M.B.A, turut memberikan sambutan hangat.
Ia menekankan peran penting generasi Maybrat yang tergabung dalam A3 (Ayamaru, Aitinyo, dan Aifat) sebagai generasi pembangun di Tanah Papua dengan berbagai Daerah Otonomi Baru (DOB).
“The Real A3 Maybrat ada di Kabupaten Mimika,” tegas Prof. Kambuaya dengan bangga. Ia menilai keberhasilan A3 di Mimika bukan kebetulan, karena dirinya telah mengikuti beberapa acara sukses yang digelar keluarga besar A3.
“Sudah beberapa kali keluarga mengundang saya, tapi waktu dan kesibukan belum memungkinkan. Syukur kali ini saya bisa hadir,” tuturnya.
Melalui momen bersejarah ini, Prof. Kambuaya menyampaikan pesan dan nasihat kepada generasi A3. “Kalian harus menjadi pembeda dan pembanding dalam setiap aspek kehidupan,” ajaknya.
Ia menutup sambutan dengan mengutip maklumat Rasul Ruben Rumbiak tentang Teofani—peristiwa penampakan sosok ilahi kepada manusia—yang terjadi di Kayahai, 21 Oktober 1951.
“Empat maklumat Teofani itu adalah kesatuan, kerendahan hati, kasih, dan kehormatan. Peliharalah itu kepada semua orang,” pesan Prof. Kambuaya. (Eddy)