Timika, fajarpapua.com – Kerukunan Keluarga Besar Manggarai (KKBM) Mimika bersama Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Labuan Bajo, RD Richardus Manggu, serta para imam asal Manggarai menggelar misa syukur pentahbisan Uskup Timika, Mgr. Bernardus Bofitwos Baru, OSA.
Acara itu turut dihadiri Sekda Mimika, Petrus Yumte dan Ketua TP PKK Mimika Suzy Herawati Rettob.
Mengangkat tema “Bantang Cama, Reje Lele”(Bersatu dalam Hati, Memimpin dengan Luhur), acara yang digelar di Gereja Santa Sisilia SP 2, Jalan Cenderawasih Timika ini dihadiri ratusan masyarakat Manggarai dengan mengenakan pakaian adat tradisional bumi Congka Sae, meneguhkan kekayaan budaya dan iman.
Perayaan misa diawali ronda dari gerbang masuk gereja. Sementara ibadah ekaristi dipimpin Vikjen RD Richardus Manggu didampingi sembilan pastor asal Manggarai. Usai misa diikuti rangkaian acara, termasuk tarian khas Papua yang dibawakan siswa-siswi SMP Negeri 2 Timika.
Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Mimika, Petrus Yumte mengatakan misa syukur keluarga Manggarai atas pentahbisan Uskup Timika, Mgr. Bernardus Bofitwos Baru, OSA, bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan momentum memperkuat persaudaraan.
“Ini adalah wujud syukur sekaligus pengikat tali silaturahmi bagi warga Manggarai yang merantau. Sukses hanya terwujud lewat kebersamaan dan kolaborasi,” tegas Yumte dalam sambutannya.
Kata dia, acara ini menjadi bagian dari rangkaian syukur masyarakat Manggarai, termasuk mereka yang tinggal di luar Papua.
“Kami ingin mereka yang jauh dari kampung halaman tetap merasakan rahmat Tuhan melalui terpilihnya Uskup Baru. Ini juga momen untuk membangun kembali ikatan keluarga, karena di Timur Indonesia, kunci kemajuan adalah solidaritas,” ujarnya.
Menurut Yumte, semangat gotong royong dan kekerabatan sosial telah menjadi fondasi kehidupan masyarakat di wilayah Timur Indonesia, termasuk Manggarai.
“Di Mimika, Flores, Sumba, atau daerah lain, prinsipnya sama: kita kuat jika bersatu. Seperti acara kebersamaan keluarga besar NTT yang digelar baru-baru ini, ini semua adalah benih persatuan Flobamora,” imbuhnya.
Ia juga mengapresiasi antusiasme peserta yang memadati Gereja Santa Sisilia SP 2.
“Acara ini luar biasa! Saya harap warga Manggarai di Timika terus menjaga semangat ini. Bupati Mimika, pak Johannes Rettob selalu mengatakan Mimika adalah rumah kita. Siapa pun boleh datang untuk membangun bersama. Mari kita wujudkan mimpi itu dengan kolaborasi,” ajak Yumte.
Ia menutup sambutan dengan harapan agar semangat Flobamora (Flores, Sumba, Timor) tetap menyala.
“Persatuan adalah kekuatan. Mari jadikan acara ini sebagai pemicu untuk terus bersinergi, bukan hanya di Mimika tetapi di seluruh Nusa Tenggara Timur. Dengan kebersamaan, kita jawab tantangan pembangunan di tanah Papua dan Indonesia Timur,” tandasnya.
Sementara itu, dalam sambutannya Vikjen Keuskupan Labuan Bajo, RD Richardus Manggu Pr menyampaikan pesan Uskup Labuan Bajo bahwa kontribusi orang Manggarai bukan hanya materi, tetapi hati yang tulus bagi Gereja. “Di tanah Papua yang penuh dinamika, kita dipanggil untuk menjadi solusi, bukan sekedar kritikus. Mari jadikan iman sebagai landasan persatuan, merespons tantangan sosial dengan langkah nyata,” ujarnya.
Vikjen menekankan pentingnya peran gereja dalam membangun harmoni ditengah kompleksitas Papua.
“Perbedaan kelompok, hadirnya industri, dan masalah sosial membutuhkan jawaban konkret. Lewat karya kecil namun konsisten, kita menjadi ‘Kristus yang lain’ bagi sesama,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi dedikasi para pastor dan umat Manggarai yang telah menjadi “pelita perdamaian” di Papua.
Meski diguyur hujan, semangat peserta tak surut. Hujan adalah berkat Tuhan.
Acara ditutup dengan doa bersama untuk keberlanjutan karya gereja dan kesejahteraan Papua.
RD Richardus berpesan “Dari Manggarai, kami selalu mendoakan kalian. Mari terus bergandeng tangan, menjawab tantangan zaman dengan cinta dan kebijaksanaan.” (moa)