BERITA UTAMAJayapura

Umat Buddha Sentani Rayakan Hari Waisak, Bupati Jayapura: Jangan Beda-bedakan Agama

111
×

Umat Buddha Sentani Rayakan Hari Waisak, Bupati Jayapura: Jangan Beda-bedakan Agama

Share this article
IMG 20250518 WA0076
Bupati Jayapura saat menghadiri perayaan Hari Waisak di Sentani

Jayapura, fajarpapua.com – Umat Buddha di Kabupaten Jayapura menggelar peringatan Hari Raya Tri Suci Waisak 2569 BE/2025 di Vihara Cycloop Dharmmajaya Sentani, Minggu (18/5/2025).

Kegiatan ini dihadiri Bupati Jayapura Yunus Wonda, perwakilan Kementerian Agama Kabupaten Jayapura, serta umat Buddha dari berbagai wilayah di daerah tersebut.

Bupati Yunus Wonda menyampaikan, ini merupakan kali pertama dirinya menghadiri perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak di Papua sejak menjabat sebagai bupati. Menurutnya, salah satu tugas utama bupati adalah menyatukan seluruh komponen masyarakat, termasuk dalam kehidupan beragama. Hal ini sejalan dengan motto kepemimpinan bupati dan wakil bupati: “Kasih Mempersatukan Perbedaan”.

“Jadi tidak ada lagi yang menyebut agama minoritas dan mayoritas, tidak ada ini suku ini, itu suku itu, dan tidak boleh ada perbedaan antaragama. Ketika kita bicara perbedaan, maka kita sedang menciptakan rasisme. Padahal, rasisme itu jahat,” tegas Yunus Wonda.

Ia menambahkan, semua denominasi agama di Kabupaten Jayapura adalah mitra pemerintah daerah dalam membangun kesejahteraan bersama, meskipun tantangannya cukup berat.

“Kita harus mampu menciptakan kenyamanan, kedamaian, dan ketenangan di kabupaten ini. Semua denominasi gereja juga harus bersatu dalam membangun daerah,” katanya.

Perayaan Hari Waisak dinilai menjadi momentum memperkuat silaturahmi yang telah terjalin lama, dan seluruh rumah ibadah akan menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.

Sementara itu, YM Bhikkhu Dharmmavudddha menjelaskan bahwa Hari Raya Waisak memperingati tiga peristiwa penting: kelahiran Siddharta Gautama, pencapaian ke-Buddha-an, dan Parinibbana (wafatnya Sang Buddha).

Tema Hari Waisak tahun ini adalah “Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan untuk Mewujudkan Perdamaian Dunia”. Ia menyayangkan konflik dan peperangan yang masih terjadi di sejumlah negara, dan menekankan pentingnya pengendalian diri serta kebijaksanaan dalam berbicara dan berpikir.

“Tidak ada yang bisa menahan diri kita selain diri kita sendiri. Dengan pengendalian diri dan kebijaksanaan, perdamaian dunia bisa tercapai,” ujarnya.

Ia berharap Papua tetap menjadi tanah yang damai agar kesejahteraan masyarakat terjaga dan investor tidak ragu datang ke daerah ini. Ia juga mengajak masyarakat untuk terus menjaga kerukunan antarumat beragama, saling mengunjungi, serta aktif dalam kegiatan bersama seperti bakti sosial.

Di tempat yang sama, Banthe Kittipanno dari Vihara Cycloop Dharmmajaya menyampaikan bahwa semangat Waisak yang diajarkan Buddha mengandung cinta kasih untuk membebaskan manusia dari penderitaan.

Menurutnya, pengembangan moralitas sangat penting dalam mencapai konsentrasi dan ketenangan, yang pada akhirnya akan menghasilkan kebijaksanaan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. (hsb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *