Timika, fajarpapua.com – Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Papua Tengah mencatat dalam kurun waktu empat bulan di tahun 2025, sebanyak 5.000 ekor kepiting bakau dari Mimika diekspor ke Malaysia.
Kepala Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Papua Tengah Ferdi menyebut ekspor kepiting dari Timika sudah dilakukan sebanyak sembilan kali hingga pertengahan Mei 2025.
“Menurut data kami, hingga saat ini sudah ada 5.000 ekor kepiting bakau yang diekspor ke Malaysia,” ujarnya.
Jika dalam empat bulan saja sudah mencapai angka tersebut, maka dalam setahun diperkirakan jumlah ekspor bisa menembus 25 ribu ekor. Hal ini dikhawatirkan dapat mengancam keberadaan kepiting bakau di wilayah Mimika.
“Kalau dalam waktu setahun ada sekitar 25 ribu ekor, jika dikali dua, tiga, dan tahun-tahun berikutnya, lama-lama akan habis. Itu baru ke satu negara, belum termasuk penjualan untuk konsumsi dalam negeri,” jelasnya.
Ferdi menyampaikan dukungan penuh terhadap program restocking yang dilakukan PT Freeport Indonesia (PTFI) sebagai langkah menjaga populasi dan kelestarian kepiting bakau serta hasil laut lainnya agar tetap lestari bagi generasi mendatang.
“Kami sangat mendukung langkah PTFI dalam melakukan restocking, dan tentunya diharapkan masyarakat lokal bisa memanfaatkannya secara bijak,” tegasnya. (ron)