BERITA UTAMA

Proyek Fisik APBD Belum Berjalan, Ekonomi Mimika Semester Pertama Tahun 2025 Melambat

171
×

Proyek Fisik APBD Belum Berjalan, Ekonomi Mimika Semester Pertama Tahun 2025 Melambat

Share this article
IMG 20250523 WA0013

Timika, fajarpapua.com- Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Mimika memasuki akhir semester pertama Tahun 2025 mengalami perlambatan yang cukup signifikan.

Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pelaku usaha disejumlah sektor mengeluhkan penurunan omset yang mencapai hingga 20 persen.

iklan
iklan

Sejumlah faktor dinilai menjadi penyebab utama kondisi ini, di antaranya adalah inflasi yang relatif tinggi, rendahnya serapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), serta dominasi belanja rutin dalam pengelolaan anggaran daerah.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Mimika, inflasi year on year (y-on-y) pada Mei 2024 tercatat sebesar 4,31 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 109,26.

Inflasi ini dipicu oleh kenaikan harga di sejumlah kelompok pengeluaran, terutama kelompok makanan, minuman dan tembakau yang naik hingga 6,50 persen.

Kemudian disusul kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 7,72 persen.

Kenaikan tertinggi terjadi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 10,08 persen.

Sementara itu, disisi lain hingga akhir April 2025, serapan APBD Kabupaten Mimika dinilai masih sangat rendah karena hanya mencapai 5,8 persen atau sekitar Rp 366 miliar dari total APBD sebesar Rp 6,3 triliun.

Menurut Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Mimika, Marthen T. Mallisa, rendahnya serapan anggaran ini disebabkan oleh belum dimulainya pelaksanaan proyek-proyek fisik.

Hingga saat ini, mayoritas anggaran masih terserap untuk belanja rutin seperti gaji pegawai dan operasional kantor.

“Sebagian besar kegiatan masih dalam tahap input Rencana Umum Pengadaan (RUP) dan belum memasuki proses tender,” ujar Marthen saat menerima kunjungan kerja Komisi II DPRD Mimika, Rabu (7/5) lalu.

Komposisi belanja daerah Mimika juga memperlihatkan ketimpangan. Belanja barang dan jasa serta administrasi masih mendominasi, sementara realisasi belanja modal untuk pembangunan fisik belum berjalan signifikan.

Hal ini berdampak langsung pada pergerakan ekonomi lokal yang membutuhkan stimulus dari aktivitas pembangunan.

Meski menghadapi tantangan, Pemerintah Kabupaten Mimika terus berupaya mendorong pemulihan ekonomi.

Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah dengan menggelar pasar murah dua kali dalam sebulan, bahkan ditambah menjadi tiga kali menjelang Hari Raya Idul Fitri pada Maret 2025 lalu.

Program ini bertujuan untuk menekan inflasi dan membantu daya beli masyarakat.

Diisamping itu, pembangunan infrastruktur dasar kabarnya juga akan mulai difokuskan kembali agar dapat mendukung aktivitas ekonomi ke depan.

Untuk diketahui pda Tahun 2025, Pemkab Mimika menargetkan pendapatan daerah sebesar Rp 6,25 triliun.

Realisasi target tersebut diharapkan mampu memperkuat kapasitas fiskal daerah untuk membiayai pembangunan dan pelayanan publik yang lebih merata.

Kondisi perlambatan ekonomi ini menjadi pengingat akan pentingnya percepatan realisasi proyek fisik dan efisiensi dalam belanja rutin, agar dampak positif dari APBD dapat lebih terasa oleh masyarakat secara langsung. (mas)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *