Timika, fajarpapua.com – Bupati Mimika, Johannes Rettob menegaskan pentingnya kolaborasi masyarakat dalam mengelola sampah secara bijak guna mengurangi dampak lingkungan dan menciptakan ekosistem berkelanjutan.
Pernyataan tersebut disampaikan Bupati JR usai memimpin apel pagi di Pusat Pemerintahan SP3, Senin (26/5).
Ia menegaskan, langkah pertama yang krusial adalah memisahkan sampah organik dan non-organik.
“Sampah organik seperti sisa makanan bisa diolah menjadi kompos, sedangkan non-organik perlu dipilah lagi menjadi plastik, kertas, atau logam. Bahkan bisa dikonversi jadi bahan bakar, sementara kertas daur ulang dapat dijadikan karton,” jelasnya.
Gebrakan ini tidak hanya mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA), tetapi juga membuka peluang ekonomi melalui pengolahan sampah menjadi produk bernilai.
Pemkab Mimika sedang mempersiapkan pembangunan Tempat Pemrosesan Sampah (TPS) terintegrasi yang dilengkapi mesin pengolah modern. Fasilitas ini dirancang untuk memilah dan mengolah sampah secara otomatis.
“Target kami, TPS ini akan menghasilkan produk seperti paving block dan bahan bakar alternatif, sekaligus mengurangi 70 persen volume sampah yang masuk ke TPA,” ujar Bupati Rettob.
Tak hanya itu, Pemkab juga akan membentuk kelompok swadaya masyarakat (KSM) di tiap wilayah. Kelompok ini akan diberi pelatihan dan pendampingan untuk mengelola sampah mandiri, mulai dari pemilahan hingga pengolahan.
Untuk memperkuat gerakan ini, Rettob berencana menggandeng setiap Rukun Tetangga (RT) menyediakan bak sampah terpilah serta menggelar sosialisasi intensif.
“Kami akan salurkan bantuan bak sampah organik dan non-organik ke titik-titik strategis. Edukasi ke warga juga terus digencarkan agar kesadaran ini menjadi budaya,” tambahnya.
Melalui program terpadu ini, Mimika tidak hanya menargetkan pengurangan sampah, tetapi juga pemberdayaan masyarakat. Produk turunan sampah seperti kompos, bahan bakar, dan paving block diharapkan dapat dimanfaatkan langsung oleh warga atau dijual untuk meningkatkan pendapatan.
“Ini adalah investasi untuk masa depan. Lingkungan bersih, kesehatan terjaga, dan sampah yang semula jadi masalah kini menjadi sumber daya,” pungkasnya. (moa)