Jayapura, fajarpapua.com – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Jayapura pada tahun 2025 akan menggelar pelatihan keterampilan kerja bagi pemuda Orang Asli Papua (OAP), khususnya yang berasal dari wilayah rawan kasus sosial.
Program pelatihan ini didanai oleh Dana Otonomi Khusus (Otsus) sebesar Rp1,5 miliar dan didukung penuh oleh Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia. Dana tersebut mencakup biaya pelatihan dan pengadaan alat bantu kerja.
Sekretaris Disnaker Kabupaten Jayapura, Edward Sihotang, mengatakan tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja OAP agar mampu bersaing dengan tenaga kerja dari luar daerah, sekaligus mendorong kemandirian ekonomi pemuda Papua.
“Kami mendapat dukungan dari Kementerian untuk mengadakan pelatihan tenaga kerja khusus bagi OAP, agar mereka bisa bersaing di tengah kondisi ekonomi yang sulit, melalui pendekatan afirmatif. Selain itu, pelatihan ini juga akan mencakup aspek kewirausahaan,” ujar Edward, Rabu (3/7).
Edward menjelaskan, salah satu program pelatihan yang akan dilaksanakan adalah pelatihan pembuatan perahu fiber di Distrik Demta dan Sentani Timur, tepatnya di Kampung Nendali, wilayah Danau Sentani.
Selain itu, pelatihan juga mencakup perbaikan sepeda motor, yang merupakan aspirasi masyarakat dalam Musrenbang tahun 2024. Permintaan tersebut datang dari para pemuda yang ingin meningkatkan keterampilan dan membuka usaha mandiri.
“Peserta pelatihan direncanakan sebanyak 30 orang dan akan dilatih selama lebih dari satu minggu di Balai Latihan Kerja (BLK) Provinsi Papua. Saat ini, Distrik Depapre sudah mengajukan permohonan pelatihan perbaikan sepeda motor. Jika kuota mencukupi, kami juga akan mengakomodir peserta dari distrik lain,” jelasnya.
Ia menambahkan, pelatihan ini akan difokuskan di wilayah yang rawan kasus sosial dan belum memiliki bengkel motor.
Diharapkan setelah pelatihan, para pemuda dapat langsung membuka usaha mandiri dengan dukungan dari pemerintah kampung melalui Badan Usaha Milik Kampung (Bungkam) atau koperasi lokal seperti Koperasi Merah Putih.
“Kami akan bekerja sama dengan kepala kampung. Setiap kelompok berisi tujuh orang dan mereka diwajibkan membuat proposal rencana usaha setelah pelatihan. Pemerintah juga akan memberikan bantuan peralatan kerja untuk mendukung usaha mereka,” paparnya.
Edward menegaskan, peserta pelatihan adalah pemuda OAP yang belum memiliki pekerjaan dan telah membentuk kelompok usaha di bawah naungan Bungkam yang siap dikembangkan. (hsb)