Timika, fajarpapua.com – Tiga orang pendulang dikabarkan mengalami luka tembak di kawasan Mile 60, Timika, pada Sabtu (5/7) sekitar pukul 09.00 WIT.
Ketiga korban saat ini tengah menjalani perawatan medis di RSUD Mimika.
Ketua Kerukunan Seram Bagian Timur, Ali Derlean, mewakili salah satu keluarga korban, menyampaikan kekecewaannya karena pihak keluarga tidak diizinkan menjenguk korban yang sedang dirawat.
“Kami sangat kecewa. Kami datang hanya untuk memastikan kondisi korban dan menyampaikan informasi yang benar kepada keluarga. Tapi saat tiba di rumah sakit, aparat keamanan melarang kami untuk masuk,” ujar Ali saat ditemui awak media pada Minggu (6/7).
Menurutnya, keberadaan informasi yang jelas sangat penting untuk meredam reaksi masyarakat, khususnya warga Seram Bagian Timur yang cukup banyak tinggal di Timika.
“Masyarakat bertanya-tanya dan khawatir. Saya sebagai kepala suku ingin melihat langsung kondisi korban agar bisa memberikan penjelasan yang benar dan mencegah informasi yang menyesatkan,” katanya.
Ali juga menuturkan bahwa pihaknya telah berupaya berkoordinasi secara baik-baik dengan petugas keamanan yang berjaga di RSUD Mimika, namun tetap tidak diberi akses untuk menjenguk korban.
“Kami sudah coba negosiasi beberapa kali, tapi tetap tidak diizinkan. Padahal, korban sudah berada di bangsal biasa, bukan di ruang ICU,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa pihak keluarga sangat kecewa karena tidak ada penjelasan resmi terkait larangan tersebut. Situasi ini membuat mereka kesulitan memberikan klarifikasi kepada masyarakat yang menunggu kepastian informasi.
“Kalau memang korban hanya mengalami luka ringan, kenapa kami tidak boleh melihat? Ini yang membuat masyarakat bertanya-tanya. Kami ingin meredam, tapi tidak tahu harus sampaikan apa,” ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, Kapolres Mimika AKBP Billyandha Hildiario Budiman belum memberikan keterangan resmi terkait insiden tersebut. (ron)
Itu bukan pendulang tapi maling mereka naik potong pipa tambang sehingga aparat tembak