Timika, fajarpapua.com – Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz menegaskan bahwa Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) bertanggung jawab atas aksi pembakaran sejumlah fasilitas di Distrik Omukia, Kabupaten Puncak, pada Minggu (6/7).
Fasilitas yang dibakar antara lain dua unit rumah milik Bupati Puncak Elvis Tabuni yang sudah lama tidak ditempati, serta Kantor Distrik Omukia.
Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Pol. Dr. Faizal Ramadhani, didampingi Wakil Kepala Operasi Kombes Pol. Adarma Sinaga, membantah klaim KKB yang menyebutkan rumah bupati dan kantor distrik digunakan sebagai pos militer.
Menurutnya, informasi tersebut merupakan bagian dari propaganda yang sengaja disebarkan untuk memengaruhi opini publik.
“Kelompok KKB berupaya membangun narasi seolah-olah pemerintah memanfaatkan fasilitas sipil untuk kepentingan militer. Narasi ini digunakan untuk membenarkan aksi kekerasan mereka serta menghasut warga. Padahal hal tersebut tidak benar,” tegas Brigjen Pol. Faizal.
Sementara itu, Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz, Kombes Pol. Yusuf Sutejo, mengungkapkan bahwa juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, menyebarkan pernyataan yang menuding kehadiran pasukan militer di rumah bupati dan kantor distrik telah menyebabkan warga takut meninggalkan kampung halaman.
“Padahal sebelumnya, akun-akun simpatisan KKB sempat memframing bahwa pembakaran bangunan di Ilaga dilakukan oleh aparat TNI-Polri. Ini menunjukkan adanya pola propaganda terstruktur yang dilakukan KKB untuk menggiring opini publik,” jelas Kombes Pol. Yusuf.
Selain rumah bupati dan kantor distrik, Satgas Ops Damai Cartenz mencatat pembakaran empat fasilitas lain oleh KKB, yaitu:
Satu unit bangunan yang diduga gereja di Kampung Pinapa, Distrik Omukia;
Rumah dinas Pemda di Kampung Pinapa;
Puskesmas di Kampung Pinapa;
Satu unit bangunan sekolah dan kantor kampung di Kampung Pinggil, Distrik Omukia.
Menurut Satgas, narasi yang mengklaim aksi pembakaran sebagai bentuk perlawanan terhadap “militerisasi” fasilitas sipil kerap digunakan KKB untuk menarik simpati internasional dan membangun dukungan lokal.
“Sudah menjadi kebiasaan KKB, apabila mereka melakukan pembunuhan terhadap warga sipil, mereka selalu menyebut korban sebagai mata-mata aparat militer. Faktanya, yang dibunuh adalah warga sipil yang tidak bersalah,” tutur Yusuf.
Satgas Ops Damai Cartenz menegaskan bahwa aparat TNI-Polri di wilayah Kabupaten Puncak bertugas menjaga keamanan masyarakat dan tidak pernah menggunakan fasilitas sipil untuk operasi militer. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.
Pihak Satgas menyatakan akan terus memburu pelaku dan menjaga stabilitas keamanan demi terciptanya Papua yang aman dan damai dari ancaman kelompok kriminal bersenjata. (ron)