Waris, fajarpapua.com – Tim medis Puskesmas Waris berhasil mengevakuasi seorang anak berusia lima tahun yang menderita malaria berat disertai kejang berulang, meskipun akses jalan Trans Papua tertutup akibat longsor.
Proses evakuasi dilakukan dari Puskesmas Waris menuju Kamp Wembi untuk selanjutnya dirujuk ke RSUD Kwaingga.
Dalam perjalanan, pasien mengalami kejang setiap 10 menit, sementara ambulans yang digunakan mogok sebanyak enam kali.
Tim akhirnya menyeberangi area longsoran dengan berjalan kaki tanpa alas kaki sambil menggendong pasien.
“Saat menyebrangi longsoran, kami tidak lagi memikirkan rasa sakit. Fokus kami hanya bagaimana pasien bisa selamat sampai ke rumah sakit,” ujar salah satu perawat yang ikut dalam evakuasi.
Evakuasi ini mendapat dukungan dari Direktur RSUD Kwaingga, dr. Yani, yang mengirimkan ambulans dari Kwaingga untuk menjemput pasien di Kamp Wembi.
Selain itu, anggota Polsek Waris turut membantu proses evakuasi di lapangan.
Sementara itu, pada Selasa, 2 Juli 2025, satu pasien lain yang dirujuk tidak berhasil diselamatkan.
Pasien tersebut mengalami hemoglobin rendah dan sesak napas.
Upaya rujukan terhambat akibat longsor dan pohon tumbang, sehingga tim hanya mampu mencapai Kamp Uskwar dan terpaksa kembali ke Puskesmas. Pasien meninggal dunia pada malam kedua perawatan intensif.
Menurut data Puskesmas Waris, hingga Juni 2025 tercatat 318 kasus malaria di wilayah Distrik Waris, dengan 26 kasus tergolong berat.
Anak-anak usia di bawah lima tahun menjadi kelompok paling rentan. Kondisi geografis, curah hujan tinggi, serta keterbatasan akses layanan kesehatan menjadi faktor utama tingginya angka kasus.
Pihak Puskesmas menyampaikan belasungkawa atas pasien yang meninggal, serta berharap pembukaan kembali akses Jalan Trans Papua dapat segera dilakukan agar proses pelayanan kesehatan dan rujukan darurat tidak lagi terhambat. (red)