BERITA UTAMAMIMIKA

Freeport Indonesia dan Stania Tandatangani Heads of Agreement Jual Beli Perak dan Timbal

56
×

Freeport Indonesia dan Stania Tandatangani Heads of Agreement Jual Beli Perak dan Timbal

Share this article
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas (tengah kiri) dan Direktur PT Solder Tin Andalan Indonesia Stania Sudarno (tengah kanan) menunjukkan dokumen Pokok-Pokok Perjanjian atau Heads of Agreement (HoA) jual beli timbal dan perak yang dihasilkan dari fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) PTFI. Penandatanganan ini disaksikan langsung oleh Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu di Batam, Kamis, 10 Juli 2025.

Batam, fajarpapua.com – Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas dan Direktur PT Solder Tin Andalan Indonesia (Stania) Stania Sudarno menandatangani Heads of Agreement (HoA) kerja sama jual beli timbal dan perak hasil produksi fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) milik PTFI.

Penandatanganan disaksikan langsung Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu serta Direktur Utama PT Arsari Tambang Aryo Djojohadikusumo di Batam, Kamis (10/7).

Tony menyebutkan, PTFI akan memasok perak dan timbal kepada Stania untuk kebutuhan produksi solder tin. Jumlahnya diperkirakan mencapai 10 ton perak dan 250 ton timbal per tahun.

“PTFI memproduksi perak serta by product lainnya seperti timbal. Itu yang kemudian kami suplai ke Stania untuk campuran solder tin,” ujar Tony.

Ia menekankan pentingnya permintaan logam hasil pemurnian dari dalam negeri guna mendukung ekosistem hilirisasi nasional.

“Kami berharap industri nasional menyerap hasil pemurnian logam PTFI, dan kini terbukti sudah ada permintaan. Selain Stania, kami juga membuka peluang kerja sama dengan pihak lain yang membutuhkan logam hasil pemurnian untuk mendukung ekosistem hilirisasi dan kendaraan listrik (EV),” katanya.

PMR PTFI menjadi salah satu produsen emas dan perak batangan di Indonesia dengan kapasitas pemurnian mencapai 50 ton emas, 200 ton perak, serta logam golongan platinum, yakni 30 kg platinum dan 375 kg paladium per tahun.

“Pada Juli ini, PMR PTFI mulai memproduksi perak batangan. Hingga akhir 2025, diproyeksikan produksi perak akan mencapai 100 ton. Sementara timbal bisa mencapai 2.000 ton per tahun,” tambah Tony.

Ia menyatakan penandatanganan HoA ini menjadi wujud komitmen Freeport dalam mendorong hilirisasi mineral di dalam negeri.

Senada dengan Tony, Direktur Stania Sudarno menyampaikan kemitraan dengan Freeport merupakan langkah penting untuk memperkuat kemandirian industri nasional, khususnya pada hilirisasi perak dan timbal.

“Perak dan timbal sangat dibutuhkan untuk campuran produksi solder tin. Kebutuhan awal kami mencapai 10 ton perak dan 250 ton timbal per tahun,” ucap Sudarno.

Menurutnya, kerja sama ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mengurangi ketergantungan terhadap produk impor dan mendorong pemanfaatan bahan baku lokal.

“Sinergi ini sekaligus memperkuat fondasi bisnis Stania, sebab kami tidak lagi bergantung pada bahan baku dari luar negeri,” tegasnya.

Dalam perjanjian ini, PTFI dan Stania sepakat melanjutkan ke tahap negosiasi perjanjian definitif, termasuk sejumlah kajian lanjutan.

Lewat kemitraan strategis ini, kedua perusahaan berkomitmen berkontribusi terhadap penguatan industri pertambangan nasional yang kompetitif. Hilirisasi dinilai sebagai kunci peningkatan nilai tambah untuk mewujudkan visi Indonesia Emas. (ron)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *