Timika, fajarpapua.com – Warga Kelurahan Kamoro Jaya (SP 1), Distrik Wania, Kabupaten Mimika mengeluhkan banjir tahunan yang tak kunjung usai. Kejadian itu bukan hanya mengganggu aktivitas warga, tapi juga merusak infrastruktur setempat.
Kepala Distrik Wania, Mateus Sedan meminta pemerintah pusat dan daerah segera memberikan perhatian serius pada persoalan yang telah lama “menggenang” tersebut.
“Kejadian banjir ini bukan hal baru. Setiap tahun, warga kami terganggu, rumah terendam, akses terputus, dan fasilitas umum rusak. Ini sudah menjadi beban tahunan,” ujar Mateus saar dikonfirmasi, Jumat (11/8).
Ia mengungkapkan upaya mencari solusi permanen telah dilakukan. Pemerintah Distrik Wania bersama Kelurahan Kamoro Jaya telah secara resmi mengusulkan pembangunan infrastruktur penanganan banjir melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Namun hingga kini usulan itu malah “menggenang” di dokumen.
Usulan krusial itu mencakup pembangunan sistem drainase yang memadai dan jembatan penghubung untuk mengatasi luapan air demi memulihkan konektivitas jalanan saat banjir melanda.
“Sayangnya sampai detik ini usulan konkret kami untuk membangun drainase dan jembatan belum juga mendapatkan respons. Kami sudah mengajukan, tapi sepertinya masih terendam di dalam dokumen,” ujarnya
Mateus bersama warga Kamoro Jaya berharap tahun 2025 ini segera dilakukan pembenahan.
“Kami tidak bisa terus begini. Kami memohon perhatian khusus dari pemerintah. Masyarakat Kamoro Jaya berhak hidup aman dan nyaman, bebas dari ancaman banjir yang datang setiap tahun. Resiko ini harus dihentikan,” imbuhnya.
Ia menekankan pembangunan infrastruktur bukan lagi sekedar kebutuhan, tapi sesuatu yang sangat mendesak. Setiap kali banjir datang, kerugian material dan psikologis warga semakin menumpuk, mengganggu kenhidupan dan masa depan anak-anak di wilayah tersebut.
“Tindakan cepat pemerintah untuk menyetujui dan merealisasikan usulan ini adalah kuncinya. Hanya dengan infrastruktur yang tepat, dampak banjir bisa ditekan. Kami ingin warga bisa beraktivitas, anak-anak bisa sekolah, dan perekonomian bisa berjalan tanpa rasa was-was,” pungkas Mateus. (moa)