Timika, fajarpapua.com – Karantina Papua Tengah menggelar Rapat Persiapan Pemantauan Daerah Sebar Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) tahun 2025.
Kegiatan berlangsung secara hybrid dan dipusatkan di Ruang Rapat Karantina Papua Tengah, Senin (21/7).
Rapat dibuka secara resmi oleh Kepala Karantina Papua Tengah, Ferdi, dan dihadiri oleh perwakilan sejumlah instansi terkait, di antaranya Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Mimika, Dinas Pertanian Kabupaten Nabire, serta Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Nabire.
Dalam sambutannya, Ferdi menekankan pentingnya sinergi antarinstansi dalam pengendalian serta pencegahan penyebaran OPTK yang berpotensi mengancam ketahanan pangan.
“Pemantauan ini bertujuan untuk mengetahui sebaran organisme pengganggu tumbuhan karantina yang dapat mengancam kelestarian sumber daya alam pertanian di wilayah Papua Tengah,” ungkap Ferdi.
Pada tahun 2025, pemantauan akan difokuskan pada 18 jenis OPTK dengan dua lokasi utama pelaksanaan, yakni Kabupaten Mimika dan Kabupaten Nabire.
Kegiatan ini merupakan bagian dari strategi nasional dalam menjaga keberlanjutan sektor pertanian dan perlindungan terhadap tanaman pangan dari ancaman organisme pengganggu.
Ferdi berharap koordinasi lintas sektor yang terjalin melalui rapat ini dapat memperkuat pelaksanaan pemantauan di lapangan dan menghasilkan data akurat untuk mendukung kebijakan pengendalian ke depan.
Sementara itu, sebelumnya Karantina Papua Tengah melalui Satuan Pelayanan (Satpel) Pelabuhan Samabusa Nabire juga melakukan pengawasan terhadap komoditas pertanian yang masuk ke wilayah Papua Tengah.
Sebanyak 8,5 ton atau tepatnya 8.550 kilogram komoditas buah-buahan dan jamur asal Surabaya, Jawa Timur, diperiksa secara menyeluruh. Pemeriksaan mencakup pengecekan kelengkapan dokumen karantina, kesesuaian fisik barang, serta deteksi keberadaan OPTK.
“Setiap komoditas yang masuk akan kami pastikan telah melalui prosedur karantina dengan benar. Ini adalah bentuk komitmen kami dalam melindungi sumber daya alam hayati di Papua Tengah,” tegas Ferdi.
Ia menambahkan, pengawasan terhadap lalu lintas komoditas pertanian akan terus diperketat untuk menjamin keamanan pangan di Papua Tengah.
Dengan pemeriksaan ini, komoditas yang beredar di pasar lokal diharapkan dalam kondisi sehat, aman, dan layak dikonsumsi masyarakat. (mas)