BERITA UTAMAMIMIKA

Kepkam Nawaripi Dukung Keberatan Guru SD Inpres, Soroti Kondisi Pendidikan Anak Asli Kamoro

638
×

Kepkam Nawaripi Dukung Keberatan Guru SD Inpres, Soroti Kondisi Pendidikan Anak Asli Kamoro

Share this article
Kepala Kampung Nawaripi, Norbertus Ditubun

Timika, fajarpapua.com – Kepala Kampung Nawaripi, Norbertus Ditubun, menyatakan dukungannya terhadap aksi puluhan guru dan pegawai SD Inpres Nawaripi yang memprotes penunjukan Penjabat Kepala Sekolah baru yang bukan berasal dari sekolah tersebut. Namun, menurutnya, dukungan itu bukan bentuk intervensi terhadap kebijakan Dinas Pendidikan, melainkan kepedulian terhadap nasib pendidikan anak-anak asli Kampung Nawaripi dari suku Kamoro.

Norbertus menegaskan kondisi pendidikan di SD Inpres Nawaripi saat ini sangat memprihatinkan, khususnya bagi anak-anak asli setempat. Ia menyebut, hampir tidak ada lagi anak-anak suku Kamoro yang bersekolah di SD Inpres Nawaripi karena merasa tidak terakomodasi dengan baik.

“Anak-anak asli Nawaripi hampir semua tidak sekolah di SD Inpres. Mereka pindah ke sekolah-sekolah yayasan swasta karena merasa tidak dirangkul oleh pihak sekolah. Akibatnya, banyak anak usia sekolah yang terlantar,” ungkap Norbertus kepada fajarpapua.com.

Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Kampung Nawaripi berinisiatif menggunakan alokasi Dana Desa untuk menyekolahkan anak-anak asli Nawaripi di luar daerah. Norbertus juga menyampaikan apresiasinya kepada sekolah-sekolah yayasan yang telah menerima dan membina anak-anak Kamoro agar tetap mendapatkan pendidikan.

Lebih jauh, Norbertus meminta perhatian khusus dari Dinas Pendidikan Mimika agar mempertimbangkan penempatan guru-guru yang memahami kultur dan bahasa lokal.

“Tidak hanya guru, tapi juga tenaga kesehatan yang bertugas di Pustu Nawaripi. Mereka harus mengerti budaya orang Kamoro karena sejak awal SD Inpres dan Pustu dibangun untuk melayani komunitas orang asli suku Kamoro. Harus ada keberpihakan khusus,” tegasnya.

Ia juga mengakui adanya tantangan sosial di kampung seperti perilaku anak muda yang mabuk dan mengganggu pelayanan masyarakat. Karena itu, menurutnya, penempatan aparatur negara seperti guru dan tenaga kesehatan harus dilakukan secara selektif.

“Pegawai pemerintah yang ditempatkan di Nawaripi harus orang-orang yang berjiwa patriot dan tahan banting,” pungkas Norbertus.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *