BERITA UTAMAMIMIKA

Kondisi Memprihatinkan di Hoeya, Warga Desak DPRK Mimika Dorong Percepat Pembangunan Gereja dan Jembatan

575
×

Kondisi Memprihatinkan di Hoeya, Warga Desak DPRK Mimika Dorong Percepat Pembangunan Gereja dan Jembatan

Share this article
Tokoh pemuda saat menyerahkan aspirasi kepada Ketua Komisi III DPRK Mimika.

Timika, fajarpapua.com – Warga Distrik Hoeya, Kabupaten Mimika, menyuarakan keprihatinan mereka atas kondisi infrastruktur dasar yang belum tersentuh pembangunan selama bertahun-tahun.

Aspirasi itu disampaikan langsung kepada Komisi III DPRK Mimika dalam pertemuan pada Senin (28/7).

Tokoh pemuda Distrik Hoeya, Anton Ogol Magai, yang mewakili masyarakat Kampung Jementi, Jawa, dan Momontoga, mengungkapkan warga kini hidup dalam keterbatasan dan isolasi akibat lambannya realisasi pembangunan.

“Kami sudah berkali-kali mengusulkan pembangunan gereja dan jembatan, tapi tak pernah ada realisasi. Warga kami seperti ditinggalkan,” ujar Anton dengan nada kecewa.

Beberapa masalah krusial yang dihadapi warga Hoeya antara lain:

Tempat Ibadah Tidak Layak
Sekitar 100 kepala keluarga di Kampung Jementi harus beribadah di bangunan darurat karena belum ada pembangunan gereja permanen. Kondisi tersebut dianggap menghambat kegiatan rohani dan sosial masyarakat.

Jembatan Gantung Putus Dua Tahun
Jembatan gantung yang menghubungkan Kampung Putih dan Kampung Jawa telah ambruk sejak dua tahun lalu. Saat ini, warga hanya mengandalkan jembatan kayu darurat yang rapuh dan sangat berbahaya untuk dilalui, terutama saat hujan.

Akses Terbatas dan Waktu Tempuh Meningkat
Warga terpaksa menempuh perjalanan hingga empat jam untuk mencapai kampung tetangga, padahal sebelumnya hanya butuh dua jam. Anak-anak kesulitan bersekolah, dan warga kesulitan menjangkau pasar atau fasilitas kesehatan.

Listrik Belum Masuk
Program listrik desa yang dijanjikan pemerintah belum pernah terealisasi. Warga Hoeya hingga kini masih hidup tanpa aliran listrik, membuat aktivitas malam hari sangat terbatas.

Mendengar aspirasi tersebut, Ketua Komisi III DPRK Mimika, Herman Gafur, menyatakan pihaknya akan menindaklanjuti kondisi di Hoeya dengan serius.

“Infrastruktur dasar seperti gereja, jembatan, dan listrik bukanlah kemewahan, tapi hak warga. Kami akan segera berkoordinasi dengan dinas terkait untuk mempercepat respons atas kebutuhan ini,” tegas Herman.

Ia menambahkan DPRK Mimika akan mendorong pemerintah daerah agar menghadirkan pembangunan yang merata hingga ke pelosok.

“Warga Hoeya tidak boleh terus hidup dalam ketertinggalan. Kami ingin memastikan suara mereka didengar, dan kebutuhannya ditindaklanjuti,” pungkasnya.

Pertemuan ini diharapkan menjadi titik balik bagi Distrik Hoeya yang selama ini terpinggirkan, agar segera mendapatkan akses terhadap pelayanan dasar dan infrastruktur yang layak. (moa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *