Timika, fajarpapua.com – Nasib ratusan guru kontrak di Kabupaten Mimika kian memprihatinkan.
Di tengah semangat mereka mengabdi di pelosok negeri, enam bulan sudah berlalu tanpa kepastian hak yang seharusnya diterima.
Ibarat mengajar dengan perut kosong dan hati penuh tanya, hingga kini mereka belum juga menerima gaji sejak Januari 2025.
Tak hanya itu, Surat Keputusan (SK) kontrak yang sebelumnya telah diterbitkan pun harus direvisi ulang.
Proses revisi tersebut dimulai sejak 11 Mei 2025 dan hingga hari ini, belum ada kepastian kapan akan rampung.
Hal ini menambah beban mental para guru yang sejatinya hanya ingin mengajar dan membimbing generasi muda.
“SK kami direvisi lagi. Sudah dua minggu lebih kami menunggu, tapi belum ada informasi yang jelas,” keluh salah satu guru kontrak yang enggan disebut namanya.
Ia mengungkapkan, hak berupa gaji dari bulan Januari hingga Juni belum juga cair, padahal semua dokumen seperti absensi dan nomor rekening telah diserahkan sejak lama.
Sayangnya, belum ada kabar mengenai Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).
“Ini hak kami, dan kami tidak tahu apa kendalanya. Sekarang sudah akhir Juli, sebentar lagi masuk bulan kedelapan. Sampai kapan kami harus menunggu?” ucapnya lirih, penuh kecewa.
Kondisi ini menjadi ironi di awal tahun ajaran baru. Sementara guru-guru di wilayah kota masih bisa mengajar, para guru di daerah pedalaman, pesisir, dan pegunungan hanya bisa termenung.
Mereka tak sanggup pergi ke tempat tugas karena gaji yang menjadi tumpuan hidup belum juga turun.
“Kalau SK belum tuntas dan gaji belum dibayar, bagaimana kami bisa kembali mengajar? Kami pun punya keluarga yang harus dihidupi, punya kebutuhan yang harus dipenuhi,” ungkapnya dengan nada prihatin.
Ia berharap Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika segera mengambil langkah nyata.
Bukan hanya mempercepat proses revisi SK, tapi juga memastikan gaji enam bulan terakhir segera dibayarkan.
“Kami tidak minta lebih. Kami hanya ingin hak kami dibayar, agar kami bisa kembali berdiri di depan kelas dengan tenang dan penuh semangat. Anak-anak bangsa menunggu kami,” ujarnya penuh harap. (ron)