GUNA mendukung Pemerintah Kabupaten Mimika dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat kampung dengan fokus pada masyarakat suku Amungme, Kamoro dan lima suku kerabat, serta terlaksananya layanan kesehatan primer terstandar di wilayah intervensi, Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) melaksanakan program kampung sehat.
Pelaksanaan program kampung sehat sendiri dilatari adanya berbagai masalah kesehatan di Kabupaten Mimika, seperti malaria, stunting dan malnutrisi, penyakit menular dan tidak menular. Selain itu, beberapa faktor lain berhubungan dengan masalah kesehatan, seperti permasalahan tempat tinggal (rural/urban, pegungungan/pantai) dan akses menuju fasilitas kesehatan.
Dimana 56 persen kampung pesisir yang disurvei membutuhkan lebih dari 30 menit untuk mengakses layanan kesehatan primer, karena sebagian besar memerlukan perahu atau transportasi air. Kemudian tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan, status orang asli Papua, dan capaian standar pelayanan minimum Puskesmas.
Dari latar belakang tersebut, YPMAK melaksanakan program kampung sehat yang berdasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2020-2024.
Tujuannya untuk menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan. Selain itu, menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia.
Selain itu hasil Riset Kesehatan Daerah (Rikesda) Kabupaten Mimika tahun 2022 tentang isu kesehatan signifikan, seperti gizi, malaria, sanitasi, perilaku kesehatan. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah tujuan pembangunan berkelanjutan, yakni tanpa kelaparan, kehidupan sehat dan sejahtera, air bersih dan sanitasi layak.
Dari hal tersebut, tentu saja YPMAK melakukan tahap perencanaan yang melibatkan stakeholder, seperti Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika dan Poltekes Kemenkes Jayapura Timika, dan PT Freeport Indonesia.
Hasil dari perencanaan tersebut, maka program kampung sehat ini YPMAK menggandeng beberapa mitra lokal untuk pelaksanaannya, seperti Yayasan Papua Lestari dan Yayasan Ekologi Papua, dan Yayasan Rumsram untuk sanitasi terpadu berbasis Masyarakat (STBM).
Selain itu, untuk pengawasan dan evaluasi, YPMAK menggandeng dua mitra nasional, yakni Yayasan Care Peduli dan Yayasan Siklus Sehat Indonesia. Serta terus melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan pelibatan masyarakat kampung.
Semua hal tersebut bertujuan untuk mendukung pemerintah dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat kampung di Kabupaten Mimika dengan fokus pada masyarakat suku Amungme, Kamoro dan lima suku kerabat.
Melalui semua perencanaan dan tujuan, maka hasil yang diinginkan adalah terlaksananya layanan kesehatan primer terstandar di wilayah intervensi. Kemudian menurunnya prevalensi malaria, menurunnya prevalensi stunting, meningkatnya pengetahuan, Sikap dan perilaku kesehatan masyarakat di wilayah intervensi. Berikutnya terjadi peningkatan keterlibatan pemerintah, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya dalam upaya kesehatan.
Tentunya program kampung sehat diharapkan keberlanjutannya. Namun keberlanjutan kampung sehat bergantung pada pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan di wilayah intervensi.
Wilayah intervensi akan berkurang sembari dipenuhinya kebutuhan kesehatan oleh pemerintah dan pada akhirnya YPMAK akan terlibat penuh dalam isu peningkatan kapasitas dan sintesis informasi kesehatan.
Karena itu diperlukan pendekatan-pendekatan, dengan cara penempatan Tim Field Health Officer (1 perawat, 1 bidan, 1 petugas mobilisasi masyarakat) di masing-masing kampung intervensi. Kunjungan 1 tim Layanan Kesehatan Bergerak (dokter, perawat, bidan, ATLM) ke masing-masing kampung intervensi untuk pelayanan medis, ANC+USG dan pemeriksaan malaria massal.
Monitoring akan dilakukan oleh YPMAK, mitra pelaksana dan Dinas Kesehatan, berikut untuk evaluasi akan melibatkan mitra penilai eksternal.