Timika, fajarpapua.com – Ketua Pengurus YPMAK, Dr. Leonardus Tumuka menyatakan minat siswa asli Amungme-Kamoro menggeluti mata pelajaran ilmu pasti atau eksata (matematika, fisika, kimia) masih rendah.
Hal ini disampaikan Leonard dalam upaya YPMAK—organisasi pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia—untuk memperkuat kualitas pendidikan putra-putri Papua.
“Pelajaran eksakta masih dianggap menakutkan, sulit, dan membosankan. Fakta ini menuntut guru membuat terobosan baru menghapus citra buruk tersebut,” ujar Leonard, Selasa (5/8).
Ia meminta guru eksakta menerapkan teknik belajar menarik, mengingat metode konvensional justru memperburuk ketertarikan siswa terhadap ilmu sains tersebut.
Menurut dia, tidak ada metode khusus yang mutlak. Kunci keberhasilan terletak pada pemahaman guru dalam memilih dan memadukan metode sesuai situasi, seperti ceramah, ekspositori, tanya jawab, demonstrasi, atau eksperimen.
“Yang terpenting guru harus kreatif memodifikasi metode agar pembelajaran aktif, inovatif, dan menyenangkan,” ujarnya.
Ia mencontohkan inovasi seperti metode GASING (Gampang, Asyik, Menyenangkan) untuk matematika, atau pendekatan drama, Kumon, dan PAIKEM. Sentuhan kreativitas ini diharapkan memicu kecintaan siswa pada eksakta.
Sebagai langkah konkret, YPMAK memberikan beasiswa prestasi kepada 86 putra-putri Amungme dan Kamoro yang lulus masuk perguruan tinggi negeri pada 2025. Dari jumlah tersebut, 46 penerima berasal dari dua suku utama.
Leonard juga mengajak guru eksakta di Mimika, khususnya yang berkolaborasi dengan YPPK Tellemans, untuk bersinergi.
“Sehebat apa pun metode, itu hanyalah alat. Keberhasilan ditentukan oleh kreativitas guru dalam memancing minat siswa,” paparnya.(moa)