Timika, fajarpapua.com – Memasuki Agustus 2025, curah hujan di Kabupaten Mimika kembali menunjukkan pola normal musim hujan.
BMKG Stasiun Meteorologi Timika mencatat, dalam 10 hari pertama bulan ini intensitas hujan sudah menembus lebih dari 100 milimeter, masuk kategori lebat, dengan sebagian besar terjadi pada sore hari.
Prakirawan BMKG Timika, Sony Hartono, menjelaskan periode Juni–Agustus merupakan puncak musim hujan di wilayah ini.
“Bulan Juli kemarin agak berbeda, meski curah hujan tinggi mencapai 490 mm, secara pola terasa lebih banyak panas. Itu dipengaruhi aktivitas atmosfer di utara Papua dan wilayah Pasifik yang menarik uap air sehingga hujan di Timika berkurang,” jelasnya, Rabu (13/8).
Saat ini, kata Sony, hujan deras lebih sering turun kembali, namun cenderung terjadi sore hari.
Ia mengingatkan warga untuk mewaspadai potensi genangan atau banjir lokal, khususnya di wilayah rendah.
“Kondisi ini normal, tapi tetap waspada. Hujan ringan hingga sedang akan mendominasi hingga akhir bulan,” ujarnya.
Sementara itu berdasar data climate-data.org, secara klimatologis, Timika beriklim tropis basah dengan klasifikasi Köppen-Geiger Af.
Curah hujan tahunan rata-rata mencapai 9.810 mm, dengan suhu rata-rata 23,7°C.
Bulan terbasah biasanya terjadi pada Juli dengan rata-rata 1.176 mm, sedangkan bulan terkering pada November dengan rata-rata 513 mm.
Kelembaban udara di Timika tergolong tinggi, sekitar 88 persen sepanjang tahun.
Juli memiliki rata-rata hari hujan terbanyak, yaitu 28,5 hari, sementara Februari terendah dengan 24,97 hari.
Dari sisi penyinaran matahari, Februari mencatat rata-rata tertinggi dengan 8 jam/hari, sedangkan Januari terendah dengan 3,9 jam/hari. (mas)