Timika, fajarpapua.com — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mimika, Papua Tengah, menghadirkan bank sampah di 21 kelurahan dan desa untuk mengubah sampah rumah tangga, khususnya plastik, menjadi bernilai ekonomis bagi warga.
Kepala DLH Mimika, Jefry Deda, mengatakan bank sampah berfungsi sebagai tempat masyarakat menjual sampah plastik, terutama botol, yang nantinya dikelola kembali agar memberikan keuntungan ekonomi.
“Setiap rumah tangga wajib memilah sampah. Sisa makanan diolah jadi kompos, sedangkan plastik disalurkan ke bank sampah. Dari sini, sampah dipilah lagi, sebagian dijual ke Pulau Jawa dan sebagian diolah menjadi produk baru seperti paving block atau batu bata,” jelasnya.
Menurut Deda, sistem ini tidak hanya mengurangi beban sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Iwaka, tetapi juga membuka peluang tambahan penghasilan bagi masyarakat.
“Sampah yang tadinya dibuang, kini bisa menjadi tabungan atau uang tunai melalui bank sampah,” ujarnya.
Dengan produksi sampah rumah tangga di Timika yang mencapai 93 ton per hari, bank sampah diharapkan mampu menekan volume sampah yang masuk ke TPA sekaligus mendorong kesadaran warga bahwa sampah memiliki nilai ekonomis jika dikelola dengan benar.
Program bank sampah ini menjadi bagian dari prioritas Bupati Mimika Johannes Rettob dan Wakil Bupati Emanuel Kemong, yang mendorong pola pikir masyarakat dari sekadar membuang sampah menjadi memanfaatkan sampah sebagai sumber ekonomi sekaligus menjaga lingkungan tetap bersih. (red)