Timika, fajarpapua.com – Hingga 1 September 2025, fitur siaran langsung (Live) di aplikasi TikTok masih belum dapat digunakan.
Arnie, salah satu penjual pakaian online di Timika mengaku tidak bisa lagi memanfaatkan fitur tersebut sejak Sabtu (30/8) malam. Padahal, penjualan tokonya selama ini sangat bergantung pada Live TikTok.
“Selama ini semua transaksi jalan lewat TikTok. Susah kalau ditutup begini. Kami harap pemerintah pusat bisa mengembalikan ke normal,” ujarnya.
Situasi ini dinilai memberatkan para pelaku usaha kecil. Selain penjual lokal, banyak juga warga yang biasanya berbelanja produk dari luar daerah melalui TikTok Shop kini ikut terdampak.
Sementara itu, TikTok melalui keterangan resmi pada Minggu (31/8) menyatakan penonaktifan fitur Live dilakukan secara sukarela oleh ByteDance, induk perusahaan TikTok. Langkah ini diambil sebagai antisipasi meningkatnya unjuk rasa di sejumlah kota besar di Indonesia.
Sejak Sabtu malam, pengguna di berbagai wilayah melaporkan menu Live hilang dari aplikasi. Meski koneksi internet dalam kondisi normal, layar hanya menampilkan pesan unstable network connection.
TikTok menegaskan penangguhan dilakukan untuk menjaga keamanan, mencegah penyalahgunaan siaran langsung, dan mengurangi risiko penyebaran konten provokatif di tengah situasi sosial yang tegang. Meski begitu, perusahaan belum memastikan kapan fitur ini kembali dibuka.
Indonesia merupakan salah satu pasar terbesar TikTok dengan lebih dari 100 juta akun terdaftar. Pemerintah sebelumnya juga telah meminta platform media sosial memperketat pengawasan terhadap konten hoaks dan disinformasi, terutama setelah aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI pada 25 Agustus 2025 berakhir ricuh.(ana)