BERITA UTAMAPAPUA

Bakar Batu Perdamaian di Yalimo Berakhir Ricuh, Kios Dibakar dan Pejabat Dievakuasi

35
×

Bakar Batu Perdamaian di Yalimo Berakhir Ricuh, Kios Dibakar dan Pejabat Dievakuasi

Share this article
Tampak banyaknya massa

Jayapura, fajarpapua.com – Upaya membangun perdamaian di Kabupaten Yalimo berujung kekacauan.

Acara bakar batu yang digelar di Halaman Kantor Bupati Yalimo pada Jumat (3/10), justru berakhir ricuh hingga terjadi pembakaran kios milik warga dan pelemparan batu ke arah pejabat yang hadir.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Cahyo Sukarnito, menjelaskan kericuhan bermula ketika sebagian masyarakat merasa tidak dilibatkan dalam acara bakar batu perdamaian tersebut.

“Dalam kegiatan itu hanya satu distrik yang dilibatkan, sementara empat distrik lainnya tidak mendapat undangan maupun peran dalam kepanitiaan,” ungkapnya.

Sebelum acara dimulai, sekitar pukul 11.30 WIT, Wakil Gubernur Papua Pegunungan, Ones Pahabol, tiba di Elelim dan menuju kediaman Bupati Yalimo.

Saat bersantap siang, tampak asap membumbung dari Kampung Soba. Setelah dicek, diketahui sebuah kios milik warga bernama Yoga hangus terbakar. Saat kejadian, pemilik kios sedang melaksanakan salat Jumat.

Ketegangan memuncak ketika rombongan Wakil Gubernur dan Bupati Yalimo tiba di lokasi acara sekitar pukul 13.15 WIT.

Massa yang menolak kegiatan tersebut langsung memprotes. Bahkan saat pejabat memberikan penjelasan, sekelompok warga melempari batu ke arah podium.

Wakapolres Yalimo, Kompol Elias Endang, terkena lemparan di bagian kepala hingga menyebabkan situasi semakin memanas.

Aparat keamanan yang hadir akhirnya mundur dari lokasi karena massa juga mengarahkan kemarahan mereka kepada polisi.

Menjelang sore, aparat melakukan siaga dan penyekatan di sejumlah titik rawan kerusuhan.

Wakil Gubernur Papua Pegunungan kemudian dievakuasi menuju Wamena, sementara Bupati Yalimo diamankan ke Polres bersama sejumlah pejabat daerah.

Kericuhan ini dipicu oleh kekecewaan masyarakat dari empat distrik, yakni Apalapsili, Welarek, Benawa, dan Abenaho, yang merasa tidak dilibatkan dalam momentum perdamaian.

Perwakilan dari distrik-distrik tersebut kemudian menemui Bupati Yalimo untuk meminta klarifikasi.

Dalam pertemuan itu, Bupati Yalimo menyampaikan akan memberikan bantuan sebesar Rp 100 juta untuk masing-masing dari empat distrik, serta berjanji menggelar kembali acara bakar batu pada Senin (6/10) dengan melibatkan seluruh lima distrik di Kabupaten Yalimo.

Upaya perdamaian yang seharusnya menyatukan masyarakat justru berakhir dengan konflik baru. Insiden ini menunjukkan rapuhnya kepercayaan antar kelompok di Yalimo, yang membutuhkan pendekatan lebih inklusif agar perdamaian benar-benar terwujud. (hsb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *