BERITA UTAMAPAPUA

Ibu Guru Melani Tewas Dianiaya, Ini Daftar Kasus Kekerasan terhadap Tenaga Pendidik di Yahukimo

223
×

Ibu Guru Melani Tewas Dianiaya, Ini Daftar Kasus Kekerasan terhadap Tenaga Pendidik di Yahukimo

Share this article
Korban saat dievakuasi

Yahukimo, fajarpapua.com — Seorang guru dari Yayasan Pelayanan Papua Nenda (Yappenda), Melani M. Wamea, meninggal dunia akibat penganiayaan di Distrik Holuwon, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

Jenazah korban dievakuasi pada Jumat (10/10) menggunakan pesawat Mission Aviation Fellowship (MAF) PK-MVK bersama pendamping menuju Wamena, sebelum akhirnya diterbangkan ke Sentani.

iklan

Kapolres Yahukimo AKBP Zeth Zalino membenarkan insiden tersebut. Ia mengatakan korban ditemukan dalam kondisi luka berat akibat serangan oleh dua orang tak dikenal yang membawa senjata tajam.

Kapolres Yahukimo mengungkapkan kejadian penganiayaan terungkap setelah seorang murid melihat dua orang bersenjata tajam (parang) mendekati lokasi tempat guru Melani berada.

Murid itu kemudian melaporkan pengamatan tersebut kepada saksi lain yang kemudian datang ke tempat kejadian.

Di sana ditemukan guru Melani dalam kondisi kritis dan bersimbah darah.

Menyadari kondisi korban yang sangat parah dan lokasi yang sulit diakses, bersama beberapa guru dan pekerja bangunan dievakuasi dengan dua pesawat MAF ke Wamena.

Dalam perjalanan udara menuju Wamena, guru Melani menghembuskan nafas terakhir. Jenazah selanjutnya diterbangkan ke Sentani dan kini berada di RS Bhayangkara Jayapura untuk penyelidikan lebih lanjut.

“Korban sempat dievakuasi menggunakan pesawat MAF, namun meninggal dunia dalam perjalanan menuju Wamena,” ungkapnya, Jumat malam.

Korban diketahui bernama Melani M. Wamea, seorang guru perempuan berusia dewasa yang mengabdi di bawah naungan Yayasan Pelayanan Papua Nenda (Yappenda).

Melani merupakan warga yang berdomisili di Jalan Sosial, Sentani. Ia dikenal sebagai pendidik yang berdedikasi dan telah bertahun-tahun mengajar anak-anak di wilayah pedalaman Papua

Ia telah mengajar di Distrik Holuwon selama beberapa tahun sebagai bagian dari program pendidikan dasar Yappenda yang bekerja sama dengan lembaga keagamaan di Papua.

Hingga kini, motif dan pelaku penganiayaan masih dalam penyelidikan pihak kepolisian.

Tim gabungan TNI–Polri telah dikerahkan untuk melakukan penyisiran dan mengamankan wilayah sekitar Holuwon.

Pihak kepolisian berjanji akan terus mengusut tuntas kasus penganiayaan yang menewaskan Melani M. Wamea dan memastikan proses hukum berjalan hingga para pelaku tertangkap.

Rangkaian Kekerasan Guru di Yahukimo

Kasus yang menimpa Melani menambah daftar panjang kekerasan terhadap tenaga pendidik dan kesehatan di Kabupaten Yahukimo.

Sebelumnya, pada Maret 2025, sekelompok orang bersenjata yang diduga bagian dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menyerang para guru dan tenaga kesehatan di Distrik Anggruk.

Dalam peristiwa itu, 10 orang guru dan nakes menjadi korban, termasuk Rosalia Rerek Sogen, seorang guru yang meninggal dunia di lokasi kejadian.

Serangan dilakukan selama dua hari oleh sekitar 15 pelaku bersenjata tajam. Beberapa korban luka berhasil dievakuasi ke Wamena dan Sentani menggunakan pesawat misi kemanusiaan.

Komnas HAM menilai aksi kekerasan tersebut melanggar hak asasi manusia karena para korban adalah warga sipil yang menjalankan tugas kemanusiaan.

Sejumlah lembaga kemanusiaan, organisasi pendidikan, dan tokoh agama mengecam keras kekerasan terhadap guru dan tenaga medis di Papua Pegunungan.

Mereka menyerukan agar aparat keamanan memperkuat pengawasan di daerah pedalaman serta menjamin keselamatan tenaga pelayanan publik yang mengabdi di wilayah tersebut. (red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *