Timika, fajarpapua.com – Suasana hangat tampak di salah satu ruang pertemuan Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata, Semarang, Jawa Tengah. Senin (25/8). Para mahasiswa penerima beasiswa Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) duduk berhadapan dengan jajaran pengurus yayasan yang datang langsung dari Timika, Papua Tengah.
Kunjungan ini bukan sekadar agenda formal monitoring dan evaluasi (Monev). Ada nuansa kekeluargaan yang begitu terasa. Ketua Pengurus YPMAK, Dr Leonardus Tumuka membuka pertemuan dengan sapaan yang menyejukkan.
“Kita kunjungan ke Unika karena mitra kita yang mengelola beasiswa YPMAK. Selain itu, kita hadir sebagai orang tua untuk memberikan motivasi agar semakin giat belajar,” ujarnya.
Di hadapan 32 mahasiswa penerima beasiswa, Leo berpesan agar kesempatan berharga ini tidak disia-siakan. “Manfaatkan beasiswa ini dengan baik dan selesaikan studi tepat waktu,” tegasnya.
Leo juga mengingatkan pentingnya jejaring sosial, agar mahasiswa mampu berinteraksi dengan siapa saja tanpa membatasi diri pada asal daerah.
Nada serius kembali terdengar saat Feri Magai Uamang, Wakil Ketua Bidang Perencanaan Program, menegaskan target kelulusan. “Target waktu ini menjadi atensi kita bersama, baik peserta beasiswa maupun mitra pengelola, sehingga mereka bisa selesaikan studi sesuai batas waktu yang kita berikan,” ujarnya.
Feri menambahkan, YPMAK tidak segan memutus beasiswa jika mahasiswa gagal menyelesaikan kuliah sesuai target.
Hal senada disampaikan Wakil Ketua Bidang Monitoring dan Evaluasi, Hendaotje Watori. Ia menekankan pentingnya capaian Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
“Belajar itu tidak main-main dan santai, karena ada standar akademik untuk mengukur keberhasilan yaitu IPK yang harus bisa mereka capai,” tegasnya.
Sementara dari pihak kampus, Program Pendamping Mahasiswa Timika Papua (PPMTP) Unika Soegijapranata, Albertus Istiarto menjelaskan kondisi terkini mahasiswa penerima beasiswa. “Kalau angkatan 2019 itu sisa empat orang, dan angkatan 2024 ada 28 orang,” ungkapnya.
Albert tidak menutupi tantangan yang masih dihadapi mahasiswa. “Perkembangan akademik mahasiswa selama satu tahun menempuh pendidikan di kampus ini belum mengalami peningkatan maksimal. Tapi saya harapkan di semester tiga ini mereka berani memperbaiki nilai-nilai yang mereka dapatkan,” ujarnya.
Meski begitu, Albert mengapresiasi perkembangan sosial mahasiswa Papua di kampus.
“Sikapnya baik, mereka sekarang lebih banyak berinteraksi dengan mahasiswa luar. Dulu mereka menyendiri dan berkelompok, sekarang sudah berbaur,” ungkapnya dengan senyum lega.
Kunjungan jajaran Pengurus YPMAK kali ini menjadi lebih dari sekadar evaluasi. Bagi mahasiswa, kehadiran pengurus yayasan ibarat energi baru yang menguatkan langkah mereka menempuh pendidikan jauh dari kampung halaman.
Ada harapan besar agar generasi muda Amungme dan Kamoro tidak hanya sukses meraih gelar akademik, tetapi juga mampu berdiri sejajar dengan mahasiswa dari seluruh penjuru Indonesia. (ots-2)
