Jayapura, fajarpapua.com- PT PLN (Persero) terus membuktikan komitmennya untuk melistriki seluruh penjuru negeri melalui program Light Up The Dream. Program penyambungan listrik secara gratis yang berasal dari donasi pegawai PLN ini mampu mewujudkan mimpi keluarga prasejahtera untuk mendapatkan sambungan listrik.
Markus Waromi (64) warga Hamadi Kota Jayapura yang merupakan salah satu warga prasejahterah mengalami kesulitan akses listrik selama 16 tahun dan baru merasakan terang sejak Selasa (21/10/2025). Kejadian ini terjadi di tengah Kota Jayapura, yang tidak jauh dari Pemerintahan Provinsi Papua.
Penyambungan listrik ke rumah bapak Markus Waromi ini merupakan hasil program donasi pegawai PT PLN untuk membantu warga kurang mampu dalam mendapatkan sambungan listrik secara gratis, yaitu melalui program Light Up The Dream (LUTD).
Pemasangan listrik gratis ini, juga bertepatan dengan Hari Listrik Nasional ke-80 yang dilaksanakan secara serentak di seluruh daerah Indonesia.
Markus Waromi yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan di Hamadi Jayapura ini mengaku selama 16 tahun yakni sejak tahun 2009 sampai tahun 2025, ia dan anak-anaknya serta keluarganya tidak memiliki listrik karena kesulitan biaya pemasangan.
Mereka selama 16 tahun harus menumpang listrik dari rumah orang tuanya dengan menggunakan lampu seadanya untuk penerangan sehari-hari. Pemasangan listrik gratis ini dilakukan melalui PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat melalui program PLN, Ligth Up The Dream.
“Kalau saya sudah lama tidak pakai listrik sejak tahun 2009. Saya sebagai kepala keluarga disini menguncapkan terima kasih kepada pemerintah khususnya PLN yang sudah membuat satu program menyentuh pada masyarakat dengan pemasangan litrik gratis. Terima kasih pada pemerintah pusat yang sudah berupaya membantu warga yang membutuhkan penerangan di Jayapura,”ujar Markus Waromi.
Ia mengatakan, rumahnya yang telah dipasang listrik ini dibagun sejak tahun 2009, dan belum ada listrik masuk atau tersambung. Melalui program PLN listrik gratis ini baru bisa tersambungkan listrik ke rumah yang kami tempati ini.
“Terima kasih kepada PLN, lebih khusus lagi kepada pemerintah pusat lewat program yang dicanangkan ini. Listrik yang dipasang ini kami akan gunakan untuk membantu ekonomi keluarga dengan menjual es dan ikan,”katanya.
Ditempat yang sama General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat, Diksi Erfani Umar usai secara simbolis menyalakan listrik menjelaskan PLN Nasional telah menyalakan 8000 pelanggan melalui program Ligth Up The Dream. Sedangkan khusus untuk PLN Papua dan Papua Barat pihaknya telah menyalakan 204 pelanggan bagian dari 9000 listrik yang kami sudah dinyalakan.
“Kami berharap program ini terus berjalan kedepan dan bisa memberikan manfaat bagi masyarakat serta menjadi pendamping untuk pemerintah dalam program lain sehingga bisa percepatan untuk masyarakat yang belum memiliki listrik. Pemenuhan kebutuhan listrik ini tentu akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,”kata GM PT PLN Diski Erfani.
Dikatakan dia, upaya PLN dalam memenuhi kebutuhan listrik pada masyarakat prasejahterah ada program khusus dari Kementerian ESDM yaitu Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL), ini menjadi perhatian mulai tahun 2025 sampai lima tahun kedepan yang dipadukan dengan program listrik desa karena di Papua ini secara rasio elektrifikasi masih tertinggal dari provinsi lain dan sudah komitmen dari Presiden RI, Menteri ESDM. Dimana telah ditugaskan kepada PLN untuk 5 tahun kedepan seluruh masyarakat Indonesia dan khususnya di Papua betul-betul bisa menikmati listrik yang layak.
“Kalau di Papua tahun ini kita mulai lagi program Lisdes (Listrik Desa) yang sudah dua tahun tidak diselenggarakan. Mulai tahun ini kita PLN selenggarakan lagi di 123 lokasi yang kami nyalakan listriknya sampai bulan Maret 2026 dan akan terus berjalan 5 tahun kedepan karena sebelumnya harus diusulkan lebih dahulu. Namun, lima tahun ke depan sudah di programkan, tidak lagi melalui usulan, tetapi sudah menjadi program mandatori dari pemerintah. Kita tahu bapak Presiden Prabowo sudah menyatakan instruksi untuk keadilan energi seluruh masyarakat yang belum punya listrik empat sampai lima tahun ke depan akan mendapatkan listrik, ”tuturnya.
Lebih lanjut Diski menyebut bahwa program Lisdes yang ada 123 lokasi ini berada di seluruh Papua dan paling banyak program yang di jalankan berada di Papua Barat Daya. Dan pelaksanaan program ini ada di beberapa lokasi yang ditunda pelaksanaannya karena ada pertimbangan dengan alasan masalah keamanan, transportasi dan lainnya akan ditunda pada tahun 2026.
“Untuk Papua sendiri rasio kelistrikan sudah 97 persen atau jauh lebih banyak dibanding provinsi lain. Yang paling tertinggal kelistrikan itu ada di Papua Pegunungan, dan ini menjadi perkerjaan berat buat kita,”katanya lagi.
Wilayah T3
Diski mengatakan untuk penyambungan listrik wilayah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (T3) sudah masuk dalam program Lisdes untuk lima tahun ke depan seluruh wilayah yang belum berlistrik PLN sudah ada melalui program pemerintah, kementerian.
“Semua yang di daerah 3T ini ditargetkan akan menjadi pelanggan PLN. Jadi memang dalam lima tahun listrik yang dibangun pemerintah, kementerian semuanya akan ditarik jadi pelanggan PLN,”jelasnya.
Ia menambahkan, program listrik di 3T tahun ini akan diprioritaskan dalam penarikan jaringan listrik , kemudian ada pembangunan PLTS dengan pola komunal artinya kami membangun PLTS di salah satu lahan yang paling besar dilengkapi dengan baterai dan peralatan lainnya.
“Kita berharap semua masyarakat prasejahtera termasuk daerah 3T lima tahun ke depan sudah dapat menikmati penerangan istrik dengan baik.(Aman Hasibuan)