Timika, fajarpapua.com – Semangat kemandirian ekonomi terasa hidup dalam ruangan sederhana di bilangan Jalan Hasanuddin, Timika. Kelompok kerja (Pokja) Suku Mee yang terbentuk melalui Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK), kini tengah mengembangkan delapan program pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Program itu beragam, mencakup peternakan, perikanan, kerajinan tangan, bakery, kios, jual-beli, agen minyak tanah, hingga pengolahan minyak herbal. Semua diarahkan untuk memberi peluang baru bagi masyarakat agar bisa menata kehidupan ekonomi secara mandiri.
Kunjungan tim monitoring dan evaluasi (Monev) YPMAK pada Senin (29/9) memperlihatkan geliat program tersebut. Kepala Divisi Monev Sosial Ekonomi YPMAK, Monica Maramku menegaskan perlunya perbaikan dalam pengelolaan data.
“Dengan data tersebut, kami bisa lihat keberhasilan dari program ini sejauh mana. Begitu juga dengan yang gagal ada berapa dan kenapa. Kalau sudah diketahui, maka perlu dilakukan pendampingan agar masyarakat bisa berhasil dalam usahanya,” ujarnya.
Tujuan terbentuknya Pokja Suku Mee adalah menjadikan masyarakat lebih mandiri secara ekonomi sehingga manfaat dana kemitraan benar-benar dirasakan.
“Karenanya anggaran yang diberikan untuk memberdayakan ekonomi masyarakat,” tegas Monica.
Ketua Pokja Suku Mee, Deky Tenouye menjelaskan mekanisme program yang mereka jalankan lebih menekankan pada pendampingan masyarakat melalui proposal usaha.
“Tapi kita tidak serta merta memberikan bantuan kepada masyarakat. Karena kita akan turun ke lapangan langsung untuk memastikan bahwa masyarakat itu memiliki usaha yang dikembangkan,” jelasnya.
Modal usaha diberikan kepada mereka yang telah memiliki usaha berjalan. Data mencatat, pada tahun 2021–2022 terdapat 690 proposal masuk dari masyarakat. Tahun 2023–2024 jumlah proposal turun menjadi 420, namun hanya 300 yang dapat dibantu. Hingga kini masih ada 370 proposal yang menunggu.
“Kalau ditanya berapa banyak binaan, baik yang berhasil maupun gagal, maka kita belum bisa pastikan. Karena akan dilakukan monitoring untuk memastikan jumlah binaan,” ujar Deky.
Meski masih ada tantangan, ia menegaskan komitmen Pokja Suku Mee untuk terus berupaya agar program pemberdayaan berjalan optimal. “Terkait yang sudah berhasil, kami akan lakukan monitoring untuk melihat perkembangan. Hasilnya akan kami laporkan ke YPMAK agar menjadi perhatian,” ucapnya.
Menilik angka-angka proposal dan data monitoring, program ini merekam sebuah upaya nyata, yakni bagaimana masyarakat Suku Mee menapaki jalan kemandirian ekonomi dengan dukungan YPMAK. Semangat itu kini terus bergulir, sejalan dengan harapan besar untuk menciptakan perubahan yang lebih baik ke depan. (*)

