BERITA UTAMAEDITORIAL

SuperSUN Cahaya Baru di Napan, Kini Siswa SD YPK Elim Berakha Belajar Tanpa Takut Gelap

18
×

SuperSUN Cahaya Baru di Napan, Kini Siswa SD YPK Elim Berakha Belajar Tanpa Takut Gelap

Share this article
Petugas PLN saat memasang panel SuperSUN di sekolah Siswa SD YPK Elim Berakha, Napan, Nabire

Penulis : Aman Hasibuan 

(Wartawan fajarpapua.com)

iklan

DITENGAH perbukitan dan rimbunnya pepohonan Napan, Nabire, Papua Tengah berdiri sebuah sekolah sederhana: SD YPK Elim Berakha Napan. 

Selama puluhan tahun, sekolah ini menjadi tempat anak-anak kampung menimba ilmu — meski dengan segala keterbatasan, termasuk tanpa listrik.

Di ruang kelas berdinding papan, cahaya matahari menjadi satu-satunya penerang. 

Bila awan menutup langit, ruangan menjadi redup, dan anak-anak pun harus menyipitkan mata untuk membaca tulisan di buku. 

Saat sore tiba, suasana gelap membuat kegiatan belajar mengajar berhenti lebih cepat.

Namun kini, wajah-wajah ceria tampak menghiasi halaman sekolah. Tawa anak-anak pecah saat lampu di ruang kelas pertama kali menyala. 

Cahaya dari listrik SuperSUN, bantuan dari PLN, menjadi saksi perubahan besar bagi dunia belajar mereka.

Kepala Sekolah SD YPK Elim Berakha Napan, Afrida Matini, tidak dapat menyembunyikan rasa harunya. 

Baginya, kehadiran listrik seperti hadiah yang sudah lama dinantikan layaknya “Seorang Anak yang Menunggu Kehadiran Santa Claus di Momen Perayaan Natal.”

Petugas PLN dan Kepala SD YPK Elim Berakha, berpose bersama usai pemasangan panel SuperSUN.

“Selama ini kalau mendung, anak-anak kesulitan membaca. Kami hanya mengandalkan cahaya matahari. Tapi sekarang, dengan adanya SuperSUN, kami bisa belajar kapan saja. Terima kasih PLN dan pemerintah atas bantuannya,” ujarnya dengan mata berbinar, Kamis (23/10).

Afrida mengaku, keterbatasan listrik selama ini bukan hanya soal penerangan, tapi juga menjadi penghambat kemajuan sekolah. 

Guru-guru sulit menggunakan perangkat elektronik untuk pembelajaran digital. Bahkan, administrasi sekolah pun harus dikerjakan manual.

Kini, dengan adanya listrik tenaga surya dari SuperSUN, peluang baru terbuka. Sekolah mulai berencana menggunakan komputer dan proyektor sederhana untuk menunjang pelajaran. 

Anak-anak juga bisa mengenal dunia digital yang selama ini hanya mereka dengar dari cerita.

PLN Hadirkan Cahaya untuk Masa Depan

Manager PLN UP3 Nabire, Rakhel Monika Rumbewas, menyebut pemasangan listrik SuperSUN di SD YPK Elim Berakha Napan sebagai bukti nyata komitmen PLN untuk menerangi negeri hingga ke pelosok.

“Kami ingin memastikan tidak ada lagi wilayah yang gelap gulita. Pemasangan SuperSUN di sekolah ini adalah langkah kecil namun bermakna untuk masa depan anak-anak Papua,” tegas Rakhel.

Menurut Rakhel, program ini merupakan bagian dari upaya PLN mendukung pemerataan akses listrik dan kemajuan pendidikan di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).

Hingga kini, PLN telah memasang 84 unit SuperSUN di berbagai kabupaten di Papua Tengah, seperti Nabire, Dogiyai, Deiyai, Paniai, dan Intan Jaya — dengan Intan Jaya menjadi wilayah terbanyak penerima SuperSUN, sebanyak 22 unit.

Energi Bersih untuk Harapan Baru

SuperSUN merupakan sistem listrik tenaga surya yang dirancang untuk wilayah yang belum terjangkau jaringan listrik konvensional PLN. 

Teknologi ini memungkinkan sekolah-sekolah terpencil mendapatkan pasokan listrik secara mandiri, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

Dengan daya terpasang 1.300 VA, SD YPK Elim Berakha kini memiliki penerangan yang stabil. 

Tak hanya itu, listrik ini menjadi pondasi bagi program revitalisasi sekolah dan digitalisasi pembelajaran yang digagas pemerintah bersama PLN pada tahun 2025.

Rakhel berharap, keberhasilan di Napan dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di Papua yang masih gelap gulita.

“Kami percaya, setiap cahaya yang kami nyalakan bukan hanya menyalakan lampu — tapi juga menyalakan semangat dan cita-cita anak-anak bangsa,” ucapnya penuh keyakinan.

Cahaya Simbol Perubahan

Sore itu, anak-anak SD YPK Elim Berakha berlari-lari kecil di halaman sekolah. 

Dari jendela kayu, cahaya lampu baru menerangi dinding-dinding kelas yang dulu gelap.

Afrida tersenyum, menyadari bahwa cahaya kecil itu bukan sekadar listrik — melainkan simbol perubahan, tanda bahwa pendidikan di pelosok Papua kini benar-benar mendapat perhatian.

“Anak-anak kami kini bisa belajar tanpa takut gelap. Ini bukan hanya soal terang, tapi soal masa depan,” tutur Afrida pelan.

Dan di tengah cahaya SuperSUN yang lembut, mimpi-mimpi anak-anak Napan pun mulai menyala — terang, seperti masa depan mereka yang kini semakin bercahaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *