Nabire, fajarpapua.com – Warga Kabupaten Nabire mengeluhkan belum beroperasinya secara reguler maskapai Batik Air, meskipun maskapai tersebut telah melakukan penerbangan perdana sejak Juli 2025 lalu.
Batik Air diketahui mendarat perdana di Bandara Douw Aturure Nabire pada 17 Juli 2025 dan dijadwalkan mulai beroperasi penuh pada Agustus 2025. Namun hingga kini, jadwal penerbangan reguler belum berjalan sesuai rencana.
Sejumlah warga menilai kehadiran Batik Air sangat dibutuhkan untuk menambah pilihan penerbangan dari dan ke Nabire, mengingat tingginya permintaan penumpang di wilayah tersebut.
“Kami sangat menunggu Batik Air karena tiket maskapai lain sering habis dan harganya mahal,” ujar salah satu warga Nabire, Kamis (23/10).
Berdasarkan informasi yang diterima fajarpapua.com, keterlambatan operasional Batik Air disebabkan adanya kendala administratif, terutama terkait izin rute dan slot pendaratan yang masih menunggu persetujuan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.
Hingga 4 Agustus 2025, maskapai tersebut belum memperoleh izin operasional penuh sehingga penerbangan reguler belum bisa dilaksanakan.
Padahal sebelumnya, Bandara Douw Aturure Nabire telah melakukan perpanjangan runway untuk menyambut masuknya maskapai domestik seperti Batik Air.
Maskapai ini direncanakan melayani rute Makassar–Timika–Nabire secara reguler. Namun, hingga kini belum ada jadwal pasti penerbangan tersebut dimulai.
Sementara itu, Asosiasi Bupati Papua Tengah mendesak Kementerian Perhubungan segera menerbitkan izin penerbangan bagi maskapai full-service, termasuk Batik Air, agar Nabire dapat berfungsi sebagai bandara penghubung (hub) wilayah Papua Tengah.
Informasi serupa juga beredar di media sosial, salah satunya dari laman Papua Tengah Update, yang menyebutkan bahwa hingga Oktober 2025 belum ada jadwal pasti penerbangan Batik Air ke Nabire, meskipun maskapai ini telah melakukan uji coba penerbangan pada pertengahan Juli lalu.
Dengan tertundanya operasional Batik Air, warga berharap pemerintah dan pihak maskapai segera menyelesaikan persoalan izin agar penerbangan reguler dapat segera dibuka.
“Kalau Batik Air bisa beroperasi rutin, masyarakat pasti sangat terbantu,” tambah warga lainnya. (mas)



