BERITA UTAMA

Freeport Ajukan Pembukaan Operasional Tambang Big Goosan dan DMLZ, Tri Winarno: Tak Ada Masalah Teknis

167
×

Freeport Ajukan Pembukaan Operasional Tambang Big Goosan dan DMLZ, Tri Winarno: Tak Ada Masalah Teknis

Share this article

Jakarta, fajarpapua.com – PT Freeport Indonesia (PTFI) mengajukan izin pembukaan kembali dua tambang bawah tanahnya, Big Goosan dan Deep Mill Level Zone (DMLZ), setelah insiden longsor material basah (wet mud) yang sempat menghentikan operasional di Grasberg Block Cave (GBC), Mimika, Papua Tengah.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tri Winarno, mengungkapkan Freeport telah menyampaikan proposal resmi untuk melanjutkan produksi di dua lokasi tersebut.

iklan

Menurutnya, baik Big Goosan maupun DMLZ tidak terdampak langsung oleh insiden longsor yang terjadi pada awal September lalu.

“Mereka mengajukan izin untuk kembali berproduksi di area yang tidak terpengaruh. Kalau memang aman dan tidak ada masalah, tentu bisa kita berikan izin operasional,” ujar Tri di Minahasa, akhir pekan kemarin.

Tri menegaskan, pemerintah hanya akan memberikan izin pada area yang dinilai aman berdasarkan hasil evaluasi teknis.

Namun untuk tambang Grasberg Block Cave (GBC), operasional masih ditangguhkan hingga proses audit keselamatan dan perbaikan selesai dilakukan.

“Kalau perbaikan, silakan. Tapi kami harus diyakinkan dulu bahwa kejadian serupa tidak akan terulang,” tegasnya.

Sementara itu, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa dirinya telah berkomunikasi dengan Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, mengenai tahapan perbaikan tambang bawah tanah.

Ia menegaskan, kegiatan perbaikan akan dimulai bulan depan dan diawali dengan audit menyeluruh terhadap sistem tambang.

“Produksi baru bisa dimulai setelah audit total selesai. Insya Allah bulan depan sudah mulai ada tanda-tanda perbaikan,” kata Bahlil.

Sebelumnya, Freeport-McMoRan Inc. (FCX) selaku induk usaha PTFI, menyebutkan operasional tambang bawah tanah Grasberg Block Cave baru akan kembali normal pada tahun 2027.

Insiden longsor yang terjadi pada 8 September 2025 telah merusak infrastruktur utama di blok produksi PB1C dan berdampak pada sejumlah area produksi lainnya.

Dalam pernyataannya, manajemen FCX menegaskan pihaknya tengah melakukan penyesuaian terhadap proyeksi produksi dan jadwal pemulihan tambang.

“PTFI sedang mengevaluasi dampak insiden terhadap rencana produksi. Proyeksi baru akan disesuaikan dengan tahapan perbaikan dan peningkatan produksi secara bertahap,” tulis manajemen FCX.

Dengan pengajuan izin pembukaan dua tambang tersebut, PTFI berharap dapat menjaga stabilitas pasokan konsentrat tembaga dari Papua sekaligus memulihkan aktivitas industri hilir, termasuk smelter di Gresik yang terdampak penghentian operasi sementara. (red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *